Prek Toal adalah sebuah desa terapung yang berlokasi di Kamboja dengan jumlah penduduk 100.000 orang. Tercatat ada sekitar 200 desa terapung di negara tersebut. Seluruh aktivitas warga desanya dilakukan di atas permukaan air danau. Bukan hanya rumah tinggalnya yang terapung, tapi juga tempat beraktivitas lainnya seperti sekolah, toko kelontong, hingga kantor polisi.
Namun, bagaimana dengan kebutuhan kebersihan seperti kamar mandi, misalnya? Warga lokal di desa terapung mengganggap Danau Tonle Sap yang mereka tinggali sebagai kamar mandi raksasa. Selama bertahun-tahun mereka menjadikan danau tersebut sebagai toiletnya. Akibatnya, berbagai macam penyakit muncul di desa terapung ini. Diare dan kolera adalah penyakit yang sudah umum diderita warga lokal di sana.
Untuk mengatasi masalah ini, Wetlands Work -yang memeroleh dana dari Grand Challenges Canada untuk proyek kamar mandi ini- bekerja sama dengan WaterAid Cambodia membuat dan merancang kamar mandi khusus bagi warga desa terapung. Keunikan kamar mandi bernama Handy Pod ini ada pada pengolahan limbah kotoran manusianya.
Kamar mandi Handy Pod difasilitasi tenaga penyaring alami yang terdiri dari tanaman basah seperti tanaman Hyacinths yang mampu menyaring dan menghancurkan limbah kotoran manusia. Dalam prosesnya, kotoran ditampung dalam sebuah wadah yang sudah ditumbuhi Hyacinths. Pada akar tanaman ini terdapat mikroorganisme yang nantinya mengurai kotoran manusia, membersihkan air di sekitarnya, dan membunuh bakteri. Tingkat keberhasilan mikroba tanaman ini untuk mengurai dan membunuh bakteri mencapai 99,9999%, dan mampu menghilangkan bakteri E.coli tanpa menggunakan energi atau bahan kimia.
Berkat kamar mandi Handy Pod terapung rancangan Wetland Works ini, tingkat penyakit diare dan kolera yang diderita warga lokal dapat ditekan. Handy Pod dapat dibuat lebih banyak lagi karena biaya pembuatan dan efek negatif terhadap lingkungannya sangat minim, selain itu dapat dibuat menggunakan material lokal.
(G15)