Dosen Institut Pertanian Bogor sulap limbah kelapa sawit menjadi helm perkasa bernama Green Composite Helmet, atau GC Helmet.
Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Namun, selain menghasilkan nilai ekspor yang tinggi, industri ini pun menyisakan persoalan lingkungan hidup.
Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang merupakan sisa dari produksi, menjadi persoalan serius. Hasil panen kelapa sawit segar setelah pengolahannya menyisakan sekitar 20 persen limbah.
Misalnya dari satu ton kelapa sawit segar, sekitar 200 kilogramnya akan menjadi limbah. Sedangkan produksi limbah TKKS jumlahnya sangat melimpah.
Salah satu hasil dari penelitian tentang serat alami ini menemukan bahwa biokomposit berpenguat TKKS memiliki kekuatan yang unggul dan mampu menahan energi tumbukan.
Maka dari itu, Kawasan Sains dan Teknologi atau Science Techno Park dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan helm komposit berbahan tandan kosong kelapa sawit bernama Green Composite Helmet.
Dr. Siti Nikmatin, Inisiator GC Helmet
GC Helmet merupakan hasil inovasi Dr. Siti Nikmatin, M.Si, dosen dan peneliti di Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor (IPB).
CEO PT. Interstisi Material Maju (Gema Sukmawati Suryadi, S.Pd, M.Si) juga termasuk dalam tim riset GC helmet dengan penelitian tesis berjudul Kajian Mikrostruktur, Sifat Termal, Mekanik, dan Permukaan Biokomposit Berpenguat Tandan Kosong Kelapa Sawit.
GC helmet telah terdaftar paten No P00201609159 dan Merk Dagang No D002017041221.
Bahan Pembuatan GC Helmet
Material penyusun helm alternatif ini terbuat dari daur ulang polimer Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS) dan serat tandan kosong kelapa sawit. Komposisi serat tandan kosong kelapa sawit dalam helm ini sebanyak 20 persen dari total bahan baku. Sedangkan 80 persen lainnya menggunakan bahan polimer ABS.
Mereka menggunakan polimer ABS karena memiliki sifat-sifat keseimbangan mekanik yang sempurna antara lain kuat, keras, kekuatan tarik tinggi, kestabilan terhadap panas dan memiliki ketahanan terhadap goresan, dapat didaur ulang, stabilitas dimensi yang baik, dan ketahanan terhadap bahan kimia.
Sementara itu, pemilihan serat TKKS sebagai bahan penguat karena ketersediaan yang melimpah, dapat diperbaharui, harga murah, memiliki sifat mekanis yang baik, dan ramah lingkungan.
Sebelum menggunakan serat tandan sawit, Ibu Siti juga sudah pernah melakukan beberapa percobaan dengan macam tumbuhan lainnya seperti serat rotan dan serat nanas untuk pembuatan helmnya.
Setelah melakukan percobaan-percobaan tersebut, Ibu Siti lebih memilih serat tandan kosong pada kelapa sawit sebagai komposisi Green Composite Helmet.
Lolos SNI
Campuran serat sebagai bahan dasar helm mampu menyerap energi tumbukan, sehingga meredam benturan. Ini sangat bermanfaat untuk melindungi kepala.
Helm tersebut telah lolos pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomor SNI 1811/2007/Amd1:2010. Bahkan kekuatan benturannya juga lebih baik atau setara dengan helm konvensional.
Keunggulan Green Composite Helmet
Beberapa keunggulan GC helmet adalah, helmnya kuat dan tahan benturan, menyerap energi tumbukan sehingga mengurangi resiko cedera kepala.
Kemudian, helm ini juga ramah lingkungan, karena memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit bahan baku sehingga mereduksi limbah. Selain itu, GC helmet juga menjadi helm inovasi pertama di Indonesia dan telah memenuhi standar SNI juga ASTM.
Helm ini pun lebih ringan daripada helm berpenguat lain yang beredar di pasaran, karena penggunaan serat TKKS yang memiliki densitas rendah menyebabkan helm menjadi ringan.
GC Helmet memiliki sifat mekanik yang unggul. Nilai frekuensi (f’) saat terjadi tumbukan (65.75 Hz) lebih kecil dari frekuensi alami (f) otak (72 Hz). Artinya helm mampu meredam frekuensi tumbukan sehingga melindungi kepala dari cedera.
Perolehan nilai Head Injury Criterion (HIC) adalah sekitar 750, memenuhi standar SNI dengan nilai ambang batas maksimum 3000.
Pada skala internasional, nilai HIC helm memunuhi standar DOT, ECE, dan ASTM dengan ambang batas maksimum yang diperbolehkan masing-masing yaitu 2400, 2400, dan 1000. Dengan kata lain nilai HIC yang dimiliki GC helmet mampu memenuhi kualifikasi nasional dan internasional.
Penghargaan untuk Green Composite Helmet
Helm yang merupakan karya Ibu Siti ini, sudah mendapatkan beberapa penghargaan. Hal tersebut menjadi bukti, bahwa helm karya Ibu Siti bisa bersaing dengan merk helm lainnya.
Penghargaan yang telah GC Helmet raih, di antaranya: Anugerah Inovasi Jawa Barat 2016 kategori Lingkungan Hidup, 108 Inovasi Indonesia 2016 dari Business Innovation Centre (BIC) kategori material maju, juara 1 Gelar Inovasi Daerah Kabupaten Bogor 2017 dan 10 Startup Unggulan Terobosan Inovasi Indonesia 2017 Kemenristekdikti.
Baca juga: Asimetris: Antara Sawit, Kebutuhan, dan Kerusakan
Produksi dan Kerja Sama di Masa Depan
Jenis helm yang mereka produksi ada dua macam, ada yang full face dan half face. Saat ini produksi helm tersebut belum banyak, tetapi sudah dipasarkan; walaupun masih dalam jaringan terbatas.
Helm ini juga sedang menyusun kerja sama dengan perusahaan transportasi daring karya anak bangsa untuk pemanfaatan helm tersebut bagi para pengendaranya.
Mereka menuturkan pihaknya masih mengembangkan dan membina perusahaan rintisan (startup) yang akan memproduksi helm tersebut untuk dijual ke konsumen.
Penulis: Agnes Marpaung
Editor: Ixora Devi
Sumber: