Penggunaan kayu dalam produk desain terutama furniture, sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bak tidak lekang oleh zaman, furniture rumah tangga dari kayu masih menjadi favorit hingga saat ini. Tidak heran, karena kayu merupakan bahan yang tahan lama dan sangat kuat, sehingga menjadi pilihan yang sempurna bagi konsumen.
Namun pembuatan perabot atau piranti kayu ternyata juga menghasilkan banyak limbah potongan kayu yang terbuang begitu saja. Meski dapat terurai, limbah kayu yang terbuang juga dapat mengotori lingkungan terlebih dahulu.
Menjadi salah satu negara yang cukup banyak menggunakan furniture kayu, perancang asal Jepang Yuma Kano memiliki inovasi untuk mengatasi limbah potongan kayu yang sudah tidak memiliki nilai jual tersebut.
Inovasi tersebut ia namakan ForestBank. ForestBank merupakan furniture rumah tangga namun dengan desain dan bahan dasar yang cukup unik. Piranti tersebut antara lain berbagai macam meja unik, bangku, hingga kursi. Meski dari bahan-bahan sisa, ForestBank mampu menyulap bahan tersebut menjadi sebuah furniture yang memiliki nilai jual tinggi dan kekinian.
“ForestBank tidak hanya memproduksi furniture kayu, tetapi desain material yang mencari keragaman nilai di seluruh hutan,” papar Kano pada situs resmi ForestBank.
Tidak menggunakan kayu utuh, Kano mengumpulkan sisa potongan kayu, dedaunan, kulit kayu, biji-bijian, dan beberapa hal lainnya yang sudah berjatuhan di tanah hutan.
Furniture Unik Bukan dari Kayu Hutan
Potongan-potongan tersebut lalu Yuma kumpulkan dan campur menggunakan bahan dasar mineral reaktif dan resin akrilik berbahan dasar air. Furniture ForestBank ia bentuk dengan menggunakan metode pengerjaan kayu biasa seperti konstruksi furniture dan desain interior lainnya.
Piranti dari limbah kayu ForestBank tidak menggunakan pewarna tambahan, karena ingin menonjolkan bentuk potongan kayu yang unik dan bahan-bahan lainnya. Menariknya, masing-masing piranti ini dapat menampilkan berbagai warna dan pola yang berbeda-beda tergantung dari mana potongan kayu itu berasal.
Karena itu, untuk membuat beberapa pola yang berbeda, ForestBank juga mengumpulkan bahan dasar furniture dari jalanan, taman, kebun, hingga limbah kayu dari bengkel atau pabrik furniture di daerahnya.
“Bahan-bahan ini memiliki pola yang berbeda-beda, bergantung pada sudut dan kedalaman pemotongan. Selain itu bisa berkaitan juga dengan perbedaan tempat, lahan, dan kondisi hutan ketika pengambilan bahan-bahan tersebut,” jelasnya.
Baru-baru ini ForestBank memamerkan karya uniknya ini di DESIGNART Tokyo edisi 2022. Mereka menampilkan dua karyanya yakni kursi dan meja sebagai pameran utama pada acara tersebut.
Penulis: Zahra Shafira
Sumber: