Sebuah perusahaan daur ulang plastik Carbios membuat terobosan baru berupa enzim yang dapat mengurangi Plastic Polyethylene Terephthalate (PET). Tim ilmuan dari Carbios merekayasa enzim menjadi bahan kimia dasar yang bisa digunakan untuk membuat barang baru berkualitas tinggi. Enzim ini awalnya ditemukan pada 2012 di tumpukan kompos daun. Meskipun mampu memecah plastik, tetapi hasil sebelumnya dinilai tidak efisien sehingga dikembangkan versi baru.
Enzim baru ini memiliki kemajuan yang signifikan. Sebab sebagian besar teknologi daur ulang yang ada hanya dapat menghasilkan plastik yang cukup untuk produksi karpet dan pakaian. Enzim Carbios diklaim dapat mengubah 90 persen plastik menjadi bahan awal yang murni. Sedangkan metode lainnya hanya dapat mengonversi sekitar 30 persen dan seringkali berakhir dengan ketahanan yang lebih rendah.
Melansir intelligentliving.co, Wakil Kepala Eksekutif Carbios, Martin Stephan mengatakan Carbios merupakan perusahaan pertama yang membawa teknologi ini ke pasar. Mereka ingin inovasi ini terus berdiri dan berjalan pada 2024 dan merambah ke skala industri besar di tahun berikutnya. Perusahaan berencana mendirikan fasilitas daur ulang skala industri yang dibangun dalam waktu lima tahun. Carbios telah bermitra dengan perusahaan besar termasuk L’Oreal dan Pepsi untuk menjalankan pabriknya sesegera mungkin.
Baca juga: Menanam Hidroponik di Dalam Dapur
Stephan juga mengungkapkan bahwa pengurangan penggunaan plastik adalah salah satu bagian dari penyelesaian masalah limbah. Namun, plastik juga membawa manfaat bagi masyarakat, baik untuk makanan, perawatan medis, hingga transportasi. Menurutnya, sampah plastik ini yang kemudian menjadi permasalahan.
Sekitar 70 juta ton PET diproduksi setiap tahun, hal ini menjadikan plastik paling umum digunakan di dunia. Dengan begitu banyak plastik yang digunakan, berbagai perusahaan daur ulang juga berusaha menangani semua limbah yang dihasilkan. Namun, ketika sejumlah plastik multiwarna masuk, ia akan melebur menjadi satu dan hasilnya adalah plastik abu-abu hitam yang tidak baik. Plastik tersebut yang digarap oleh beberapa perusahaan menjadi karpet atau serat plastik. Karena bermutu rendah, benda-benda tersebut berakhir di tempat pembuangan sampah dan tidak dapat didaur ulang lagi.
Para peneliti telah lama mencari solusi untuk masalah ini. Tahun 2012, sebuah tim di Universitas Osaka menemukan enzim yang digunakan oleh Carbios saat ini. Enzim yang mereka temukan disebut Leaf-branch Compost Cutinase (LCC). Ia dapat memecah ikatan antara dua blok bangunan PET, yakni etilen glikol dan tereftalat.
LCC mulanya dipakai untuk memecah lapisan pelindung lilin pada daun tanaman. Namun, ternyata juga bisa digunakan untuk memecah PET walaupun agak lambat. Permasalahan terjadi ketika dimasukkan ke dalam tempat yang digunakan untuk melunakkan plastik (pada suhu 65 derajat celcius), enzim akan hancur setelah beberapa hari.
Kepala Petugas Ilmiah Carbios, Alain Marty bekerja sama dengan Ahli Teknik Enzim di Universitas Toulouse, Isabelle Andre untuk merekayasa ulang LCC. Mereka menghasilkan ratusan enzim mutan dengan mengubah asam amino dalam struktur kristalnya di tempat pengikat untuk membuatnya lebih efisien. Mereka juga menambahkan asam amino penstabil panas agar mampu menahan suhu yang lebih tinggi dan lebih lama. Setelah menguji semuanya untuk menemukan pemecah PET yang efisien, mereka menemukan satu enzim mutan terbaik.
Baca juga: Bubble Food Tracker Ciptakan Dapur Tanpa Limbah
Enzim ini 10.000 kali lebih efektif untuk memecah ikatan PET daripada LCC asli. Selain itu, enzim ini juga dapat bekerja pada suhu 72˚ celcius (suhu untuk mencairkan PET). Penelitian ini telah dipublikasi di Jurnal Nature.
Direktur Pusat Inovasi Enzim Universitas Portsmouth, John McGeehan mengatakan, enzim ini membuat daur ulang biologis skala industri menjadi sesuatu yang mungkin. Inovasi ini merupakan kemajuan yang sangat besar dalam hal kecepatan, efisiensi, dan toleransi panas. McGeehan menilai, hal ini sebuah langkah maju yang signifikan dan berpotensi mengurangi ketergantungan pada minyak, emisi karbon, dan penggunaan energi, serta memberi insentif pada pengumpulan maupun daur ulang plastik limbah.
Melihat plastik tidak akan hilang, maka menyempurnakan metode daur ulang untuk membuat plastik dapat digunakan kembali menjadi sangat penting. Tim lain baru-baru ini menemukan bakteri di tempat pembuangan plastik yang memakan plastik itu sendiri. Saat ini Carbios sedang membangun pabrik percontohan yang akan mendaur ulang ratusan ton PET setiap tahun. Jika berhasil, hal ini akan sangat membantu masyarakat untuk menghadapi krisis plastik yang menimpa Bumi saat ini.
Penulis: Mega Anisa