Untuk pertama kalinya, seorang pilot Perancis berhasil mengemudikan pesawat listrik berkursi tunggal bolak-balik dari Perancis ke Inggris dan menobatkan dirinya sebagai penerbangan pertama yang berbasis baterai.
Pencarian untuk moda transportasi tanpa bahan bakar adalah sebuah persaingan yang ketat. Persaingan tersebut dipenuhi oleh para inovator dari berbagai negara yang berlomba untuk menjadi yang pertama dalam berbagai pencapaian.
Baru-baru ini dua buah pesawat bertenaga listrik berhasil terbang di Selat Inggris, menjadikan hari tersebut hari yang bersejarah untuk energi yang bersih. Beberapa jam berikutnya, Airbus meluncurkan pesawat listrik dari Inggris untuk menempuh jalur yang sama dan pesawat itu berhasil mendarat dengan selamat di Perancis dalam perjalanan satu arah melewati selat Inggris.
Airbus E-Fan adalah pesawat seberat 600 kg dengan panjang 6 meter dan dikemudikan oleh pilot Didier Esteyne dari Lydd, dengan jalur penerbangan Inggris ke Calais di Perancis. Jalur ini adalah jalur yang sama yang digunakan pilot Perancis, Louis Bleriot di tahun 1909 yang mencatat sejarah sebagai orang pertama yang berhasil terbang melintasi selat Inggris.
Kedua pesawat tersebut menggunakan tenaga listrik yang tersimpan dalam baterai. Tanpa bahan bakar ataupun air, pesawat-pesawat ini tidak menghasilkan emisi sama sekali. Walaupun pesawat-pesawat ini masih model eksperimen dan berukuran kecil, para peneliti sedang bersiap untuk memperbesar ukuran dan menambah kemampuan pesawatnya untuk mengangkut penumpang.
Sementara itu, tim yang mengerjakan pembuatan pesawat bertenaga matahari, Solar Impulse 2, sedang bersantai di Hawaii. Tim ini merayakan keberhasilan mereka setelah pesawat buatannya berhasil terbang melintasi Pasifik tanpa menggunakan bahan bakar. Pesawat eksperimen ini akan tetap berada di Hawaii sampai kondisinya memungkinkan untuk bagian kedua dari penerbangan mengelilingi dunia.
Penulis: NW/G15