Dosen IPB Ciptakan Teknologi IoT untuk Atasi Heat Stress pada Sapi

Reading time: 2 menit
Dosen IPB merancang untuk mengatasi masalah heat stress pada sapi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Foto: IPB
Dosen IPB merancang untuk mengatasi masalah heat stress pada sapi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Foto: IPB

Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Iyep Komala, bersama dua peneliti lainnya, Mohammad Fayruz dan Rudi Hernowo, meluncurkan inovasi terbaru dalam teknologi peternakan bernama ‘D Ruminansia’. Alat ini dirancang untuk mengatasi masalah heat stress pada sapi, menggunakan teknologi Internet of Things (IoT).

Heat stress merupakan kondisi tubuh sapi (atau hewan lainnya) mengalami kesulitan dalam mengatur suhu tubuh akibat paparan panas yang berlebihan. Hal ini terjadi ketika hewan tidak dapat mengeluarkan panas dari tubuhnya secara efektif karena suhu lingkungan atau kelembapan yang tinggi.

Menurut Iyep, sapi perah rentan mengalami heat stress. Hal itu dapat mengakibatkan penurunan produksi susu dan berdampak negatif pada kondisi reproduksi. Alat ini tidak hanya mendeteksi heat stress, tetapi juga mengukur kenyamanan sapi dalam kandang.

BACA JUGA: U-Bouy, Alat Peringatan Dini untuk Cegah Kematian Massal Ikan

Selain itu, Iyep menjelaskan, pengembangan D Ruminansia merupakan solusi terhadap penurunan produksi susu di Indonesia, di mana impor susus sapi masih cukup besar, yaitu mencapai sekitar 82 persen.

Heat stress pada sapi perah dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu, kami mengembangkan D Ruminansia sebagai alat pengukur mikroklimat dan thermal humidity index berbasis IoT untuk memantau kenyamanan ruminansia,” ujar Iyep lewat keterangan tertulisnya pada laman Berita IPB, Jumat (13/9).

Ia menambahkan, sapi perah sangat mudah mengalami heat stress. Sebab, selama ini metode pencatatan data iklim di kandang masih bersifat manual dan tidak memungkinkan pemantauan jarak jauh. Dengan menggunakan D Ruminansia, para peternak dapat memantau dan mengontrol iklim kandang secara real-time dan jarak jauh. Teknologi ini juga memungkinkan perhitungan Temperature Humidity Index (THI) untuk deteksi heat stress pada ternak.

D Ruminansia Terbukti Efektif

Saat ini, para peneliti telah melakukan uji coba D Ruminansia di Cipelang, Bogor. Hasil uji coba tersebut terbukti efektif dalam mengukur kadar amonia, kecepatan angin, dan intensitas cahaya.

“Metode rekap data iklim yang umum saat ini masih manual dan tidak memungkinkan pemantauan jarak jauh. Dengan D Ruminansia, kami menghadirkan inovasi berbasis IoT yang memungkinkan pemantauan dan pengendalian mikroklimat di kandang sapi secara realtime,” tambah Iyep.

Teknologi ini juga sudah terdaftar untuk hak cipta dan hak merek, serta sedang dalam proses pengajuan hak paten. Peneliti telah menerapkan D Ruminansia di Balai Embrio Ternak Ruminansia. Nantinya, peneliti akan menerapkan alat ini di peternakan sapi perah di Cijeruk dan Cibungbulang, Bogor, serta Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

BACA JUGA: Bioteknologi Bisa Tingkatkan Produksi Hingga Triliunan Rupiah

Akses D Ruminansia telah tersedia laman resmi di https://d-ruminansia.com/ atau aplikasi smartphone. Fitur-fitur unggulan dari alat ini termasuk sistem kontrol terintegrasi, artificial intelligence, dan perhitungan temperature humidity index untuk mendeteksi heat stress.

Dengan inovasi ini, Iyep berharap peternak dapat lebih efektif dalam mengelola dan meningkatkan produktivitas sapi perah. Sehingga, mereka bisa menjaga kesejahteraan hewan melalui pemantauan kondisi lingkungan secara real-time.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top