Sebuah dermaga di Inggris terbakar hancur dalam sebuah kebakaran hebat di tahun 2010. Porak poranda, mustahil dermaga tersebut bertahan. Lewat tangan-tangan kreatif di dRMM Architects, dermaga tersebut lahir kembali dalam wujud yang berbeda.
Seperti dilansir Inhabitat, setelah melalui proses selama 7 tahun, dermaga berusia seabad yang terletak di Hastings, Inggris telah berubah dari reruntuhan yang berbahaya menjadi sebuah tempat publik yang indah. Uniknya lagi bahan bangunan dermaga tersebut berasal dari bahan-bahan bekas.
Dikerjakan dengan kolaborasi bersama komunitas lokal, Dermaga Hasting adalah sebuah cerita yang menginspirasi dari restorasi yang berkelanjutan. Proyek pembangunan ulang dermaga tersebut mendapatkan tempat yang terhormat sebagai salah satu kandidat RIBA Stirling Prize 2017, sebuah penghargaan arsitektur di Inggris yang prestisius.
Dermaga Hastings dibangun pertama kali tahun 1872. Sebuah paviliun dibangun di atasnya. Dermaga ini ramai dijadikan tempat untuk hiburan di tahun 1930-an dan ditinggalkan sampai kemudian ditutup dalam beberapa dekade belakangan karena kondisinya yang mengkhawatirkan.
Namun dermaga bergaya Victorian ini tidak direstorasi sesuai dengan desain aslinya, dRMM menginginkan sebuah desain dermaga yang lebih cocok untuk abad 21 dan memfokuskan desainnya untuk membuat ruang-ruang multifungsi yang menarik. Mereka tidak hanya mendesain ulang dermaganya namun juga membantu mengumpulkan dana lewat Heritage Lotteri Fund yang mendanai perbaikan struktur bangunan dan sebagian biaya pembuatan paviliunnya.
Bangunan penentu di dermaga ini adalah sebuah pusat kunjungan. Struktur kayu laminasi yang dipakai di bangunan ini menggunakan kayu sisa dari kebakaran yang terjadi di bangunan dermaga lama. Di bagian atasnya dibuat sebuah tempat melihat pemandangan yang berada di bagian atap dan berfungsi juga sebagai tempat penyelenggaraan acara.
Bangunan lainnya berupa perpanjangan bangunan pusat kunjungan tersebut yang menaungi fungsi dapur, fasilitas untuk staff dan toilet. Terdapat juga sekumpulan kios berupa gubuk-gubuk kecil dan tempat duduk dari kayu yang diambil dari sisa kebakaran. Sementara untuk dermaga utamanya digunakan kayu keras African Ekki.
Menurut juri-juri dalam kompetisi RIBA Stirling Prize 2017, dari sudut pandang konservasi, proyek ini telah memberikan energi baru pada sebuah bangunan historis yang rusak oleh kebakaran dan telah menjadi fasilitas untuk digunakan di abad 21 ini. Proyek ini juga dengan penuh pemikiran telah mengintegrasikan bahan-bahan dari dermaga lama ke dalam desainnya yang baru dan proses restorasinya telah digunakan untuk membantu melatih para pengrajin generasi baru.
Penulis: NW/G15