Desainer asal Spanyol, Let’s Pause menciptakan Couro, lampu ramah lingkungan yang terbuat dari limbah kering daun pohon palem Amerika. Tanaman itu telah memberikan tampilan lampu transparan lebih unik dan menyebarkan cahaya yang indah.
Saat ini, terobosan baru oleh desainer dalam bidang pencahayaan yang berkelanjutan memang perlu penggunaan bahan dan teknik yang berbeda. Namun, desain lampu yang memiliki material ramah lingkungan memiliki keunikan tersendiri.
Pause pun tidak sekadar memilih material yang ramah lingkungan. Ia juga memerhatikan secara visual yang indah dan memukau untuk ditaruh di dalam ruangan. Lampu liontin ini merupakan salah satu koleksi di Ceci Ferrero.
BACA JUGA: Desainer Prancis Buat Kursi Roda Kayu Ramah Lingkungan
Yanko Design melansir bahwa koleksi ini meliputi kap lampu Couro 8 Leafs. Kemudian, daunnya dibalut secara artistik ke dalam susunan lampu tersebut sehingga memiliki nuansa memukau dan elegan.
Lampu tersebut bahkan akan terlihat lebih cantik di atas meja makan atau tergantung di pintu masuk hotel. Sehingga, sangat cocok untuk ruang pribadi maupun komersial. Desain pencahayaannya pun dapat digantung dengan ketinggian berbeda-beda.
“Tekstur daunnya, dengan seratnya yang padat, mengingatkan pada kulit tua dan memberikan elemen sentuhan yang unik,” kata Pause.
Koleksi Couro Bernuansa Natural
Lampu berbingkai daun cokelat ini di dalamnya terbuat dari alumunium dan terpasang colokan hitam serta kabel listrik berbahan katun hitam matte sepanjang 2,5 meter. Kemudian, koleksi Couro yang menggunakan limbah daun telah memberikan tampilan natural dengan sentuhan alam pada koleksinya.
BACA JUGA: Peneliti di Swedia Buat Kain Viscose dari Daur Ulang Katun Bekas
Selain itu, Couro bisa melengkapi berbagai gaya dekorasi interior dan menambahkan percikan gaya dan keanggunan yang unik ke berbagai ruangan, baik itu di ruang tamu atau di area kantor. Desain ini juga telah menjadi bukti bahwa desain yang unik dapat terbuat dari material ramah lingkungan, salah satunya limbah daun.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia