Sebagian besar kolektor sepatu seringkali membeli berbagai model sepatu dalam jumlah besar, lalu membuang sepatu lamanya dengan cara yang tidak ramah lingkungan. Namun, kali ini sepatu bekas yang terbuang sembarangan di lingkungan ini berhasil didaur ualng. Lewat ide kreatifnya, para desainer di Bibi Bazz mendaur ulang sepatu bekas menjadi tas yang modis.
Bibi Bazz adalah merek yang berfokus pada upcycling. Mereka pun berhasil menghadirkan tas handmade yang ramah lingkungan. Tas itu merupakan bagian dari genesis collection di Bibi Bazz.
BACA JUGA: Couro, Lampu Ramah Lingkungan dari Daun Pohon Palem
Yanko Design melansir, tas ini merupakan koleksi pertama mereka dan terdiri dari tas bahu edisi terbatas dan model crossbody yang dapat membuat penggunanya terlihat seperti bintang rock ramah lingkungan.
Selain warna dan teksturnya yang berbeda, tas ini juga memiliki strap bahu denim untuk tampilan yang cantik. Mereka juga memiliki kantong interior untuk mengamankan beberapa barang kecil.
Daur Ulang Sepatu Bermerek Mewah
Beberapa koleksi ramah lingkungan Bibi Bazz ini telah mendaur ulang sepatu dari merek yang mewah dan berkelas. Misalnya, koleksi tas cross body Fresh Start Trainer menggunakan trainer Puma deadstock dengan warna putih dan hitam. Sementara itu, ada pula koleksi Emerge Trainer Bag merupakan tas selempang dengan bahan dasar berwarna biru dengan detail warna pink dan juga terdapat tali denim.
BACA JUGA: Peneliti di Swedia Buat Kain Viscose dari Daur Ulang Katun Bekas
Bibi Bazz juga membuat tas Rebirth Trainer dengan warna yang mencolok. Tas itu memiliki corak berwarna biru dan oranye neon dengan aksen putih. Sedangkan koleksi Revive Trainer merupakan tas crossbody dengan warna dasar merah dan motif hitam.
Tas dari Genesis Collection memiliki kisaran harga 70-100 pound. Faktanya, koleksi tersebut adalah produk pertama yang tersedia untuk peluncuran toko online Bibi Bazz.
Meskipun model di situs mereka adalah seorang wanita, tas tersebut “melampaui gender” dan tidak hanya dimaksudkan untuk ramah lingkungan, tetapi juga inklusif karena persediaan barangnya terbatas.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia