Desainer asal Jerman, Christine Rochlitz, telah menciptakan inovasi yang mampu menyelamatkan bumi dari tumpukan limbah tekstil dan limbah makanan. Melalui merek fesyennya yang bernama Luckynelly, ia menghadirkan kulit alternatif yang vegan dan ramah lingkungan berbahan dasar limbah stroberi. Adapun nama dari kulit alternatif tersebut yakni Berriestex, yang merupakan gabungan antara kata berry dan textile.
Untuk membuat kulit alternatif Berriestex, Christine memanfaatkan limbah stroberi yang nyaris terbuang dan membusuk begitu saja. Selain itu, ia juga memanfaatkan bagian lain dari stroberi seperti batang dan juga daunnya. Bahan-bahan tersebut Christine campur dengan bahan vegan dan organik lainnya, lalu campuran tersebut ia proses hingga berbentuk layaknya lembaran kulit asli.
“Kami selalu memastikan bahwa seluruh bahan yang kami gunakan untuk membuat Berriestex bersifat 100 persen organik, vegan dan berkelanjutan. Selain itu, kami juga tidak menambahkan pewarna kimiawi,” tulis Christine dalam situs resmi Luckynelly.
Meskipun terbuat dari limbah stroberi, kain alternatif Berriestex tetap memiliki kualitas dan durabilitas yang sama baiknya dengan kulit asli. Setiap lembar kulit alternatif dilapisi oleh pelapis khusus berbasis nabati yang dapat menjadikan kulit bersifat tahan air dan tahan sobekan. Tiap lembar Berriestex juga memiliki penampilan serta tekstur yang menarik, sehingga cocok untuk diolah kembali menjadi produk fesyen mewah seperti tas atau sepatu.
Tak Hanya dari Limbah Stroberi
Sejak tahun 2012, Christine sudah aktif berkecimpung dalam dunia fesyen ramah lingkungan. Selain itu, ia juga aktif menciptakan inovasi-inovasi yang mampu mengurangi tumpukan limbah makanan. Dalam 10 tahun terakhir, Christine telah menciptakan bermacam-macam jenis kulit alternatif yang tak hanya terbuat dari limbah stroberi.
Selain dari limbah stroberi, Christine juga menciptakan kulit vegan ramah lingkungan bernama Citrustex yang terbuat dari limbah jeruk. Untuk membuat kulit alternatif Citrustex, Christine memanfaatkan limbah kulit yang berasal dari jeruk keprok. Selain itu, ia juga menciptakan kulit alternatif lainnya bernama Cabbtex yang terbuat dari kubis atau kol sisa.
Sebagai informasi, seluruh kulit alternatif ciptaan Christine dibuat secara manual dengan tangan atau handmade oleh para pengrajin lokal di Berlin. Setiap lembar kulit memiliki detail dan tekstur layaknya kulit hewan asli, meskipun kenyataannya tidak ada sedikit pun bahan hewani yang Christine gunakan untuk membuat kulit-kulit alternatif tersebut.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: