Baterai ‘Berlian’ dari Sampah Nuklir

Reading time: 2 menit
sampah nuklir
Foto: Michelle Tribe/Flickr.com

Para peneliti dari Universitas Bristol baru saja menemukan cara untuk mengubah sampah nuklir menjadi baterai berbentuk berlian yang tahan lama. Sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli fisika dan kimia di universitas tersebut menemukan teknologi baru yang dapat mengubah ribuan ton sampah nuklir yang sulit untuk ditangani menjadi berlian melalui proses di laboratorium. Berlian ini mampu menghasilkan listrik dalam jumlah kecil, tapi seperti berlian pada umumnya, baterai ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Teknologi yang dikembangkan di Universitas Bristol ini menggunakan berlian buatan yang terbuat dari sampah nuklir ditambah dengan sejumlah kecil energi radioaktif, untuk menciptakan baterai berarus rendah namun mempunyai kekuatan yang bisa bertahan sampai akhir peradaban manusia. Tim peneliti tersebut mengungkapkan hasil penelitian mereka di sebuah kelas di Cabot Institute.

Dibandingkan dengan baterai konvensional yang membutuhkan kabel dan koil untuk bisa berfungsi, baterai berbentuk berlian ini hanya perlu disimpan di dekat sumber radioaktif sehingga baterai tersebut bisa mulai memproduksi arus listrik. Sedikitnya bagian yang harus dipindahkan atau digerakkan membuat baterai ini bertahan jauh lebih lama dibandingkan baterai lainnya.

sampah nuklir

Ilustrasi: University of Bristol/inhabitat.com

Sebagai tambahan, baterai berlian ini bisa membantu menghilangkan sampah nuklir dengan cara yang aman dan permanen, sambil menghasilkan energi yang bisa digunakan. Energi yang dihasilkannya juga tidak menimbulkan efek gas rumah kaca atau membutuhkan tambahan bahan bakar.

Tidak ada bagian yang harus digerakkan, tidak ada emisi yang dihasilkan dan tidak memerlukan perawatan, kata Tom Scott, Professor di bidang bahan, Universitas Bristol. Dengan membungkus bahan radioaktif di dalam berlian, kami berhasil mengubah masalah jangka panjang mengenai sampah nuklir menjadi sebuah baterai berbahan dasar nuklir dan menghasilkan energi bersih yang mampu bertahan lama.

Purwarupa dari baterai ini mengandalkan bahan nikel-63 sebagai sumber radiasinya, namun tim penelitinya sedang menguji pilihan lain untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerjanya. Pengujian berikutnya adalah dengan menambahkan karbon-14, sebuah versi karbon radioaktif namun bisa dengan mudah diambil dari bongkahan grafit. Inggris saat ini memiliki simpanan sekitar 95.000 metrik ton bongkahan grafit. Jadi kalau penelitiannya berhasil, akan sangat menolong mengurangi biaya dan risiko penanganan sampah nuklir.

Penulis: NW/G15

Top