Seorang desainer asal Inggris, Mark Howells, berinisiatif untuk memberikan kesempatan kedua pada tumpukan payung yang telah rusak. Tidak ingin melihat payung tersebut terbuang sia-sia, Mark pun mencoba untuk mengolah kembali payung tersebut menjadi lampu meja bernama ANTI.
“Jarang orang mendaur ulang kembali payung rusak karena benda tersebut memiliki konstruksi yang kompleks. Tak hanya itu, payung juga tersusun dari beragam material yang berbeda seperti plastik, logam, dan nilon,” tulis ANTI dalam situs resmi mereka.
“Meski demikian, ANTI tetap berusaha untuk memberikan kehidupan kedua pada payung rusak tersebut dengan cara membongkarnya dan menyusunnya kembali menjadi produk yang kita inginkan,” papar mereka.
Untuk merancang lampu meja ANTI dari payung bekas, Mark memerlukan waktu selama tiga tahun untuk melakukan riset dan uji coba. Adapun ide untuk mengubah payung bekas menjadi lampu meja muncul ketika Mark sedang menghabiskan waktu di Tokyo dan London. Dalam rentang waktu tersebut, Mark menemukan fakta bahwa rata-rata payung hanya memiliki masa pakai selama 6 bulan, dan sebanyak 1 miliar payung rusak setiap tahunnya di seluruh dunia. Di akhir masa pakainya, umumnya payung akan terbuang begitu saja dan seringkali masuk ke TPA atau dibakar.
“Sayang sekali jika payung tersebut terbuang begitu saja. Jika kita mengumpulkan logam dari 1 miliar payung bekas, kita akan mendapatkan logam sekitar 240.000 ton. Limbah logam sebanyak itu dapat kita gunakan untuk membangun empat Jembatan Pelabuhan Sydney,” tulis mereka.
ANTI: Tetap Mempertahankan Beberapa Fungsi Teknis Payung
Dalam merancang lampu meja ANTI, Mark berusaha untuk mempertahankan beberapa fungsi teknis dari payung itu sendiri. Misalnya, gagang payung ia olah kembali menjadi tiang lampu, kanopi nilon diubah menjadi kap lampu, dan rangka payung ia manfaatkan sebagai rangka bagi kap lampu. Sama seperti payung, ketinggian dari lampu tersebut juga dapat kita atur sesuka hati.
Dalam situs remi mereka, Mark menjelaskan bahwa meskipun lampu ANTI terbuat dari material bekas, ia mengeklaim bahwa produk kreasinya dapat bertahan lama. Memang benar bahwa kebanyakan payung hanya memiliki umur pakai selama 6 bulan, namun Mark yakin bahwa lampu dari payung bekas rancangannya dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: