Transisi energi Amerika Serikat sedang berlangsung perlahan, tetapi pasti. Rencana Amerika tinggalkan energi kotor makin kuat dengan kompetitifnya penggunaan listrik dari tenaga surya dan angin dengan tenaga gas alam. Tetapi tanpa kebijakan iklim dalam mengatur penurunan bahan bakar fosil, transisi akan berlangsung berantakan.
Penghentian Pembangkit Listrik Batu Bara untuk Rencana Amerika Tinggalkan Energi Kotor
Perusahaan listrik mengumumkan lebih dari 13 penghentian pembangkit listrik batu bara pada tahun 2020. Penutupan beberapa pembangkit ini memperpendek jangka waktu masyarakat yang tinggal di sekitar dan bekerja di pembangkit tersebut.
Mereka harus memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada bulan Mei, sebuah perusahaan bernama GenOn memberi tahu para pekerja di salah satu pembangkit listrik tenaga batu bara di Maryland, hanya dalam waktu 90 hari setelah pemberitahuan penutupannya.
Analisis Pengelolaan Penghentian Pembangkit Listrik Batu Bara
Sebuah analisis baru terbit dalam jurnal Science mengurai tawaran mengenai arahan bagi pemerintahan Biden yang akan datang. Isinya mengenai pengelolaan penghentian semua pembangkit listrik bahan bakar fosil secara lebih sistematis.
Hal ini menunjukkan bahwa mematikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dalam 15 tahun ke depan, tidak berisiko secara ekonomi seperti perkiraan sebelumnya. Selaras juga untuk mencapai tujuan Biden yaitu 100 persen listrik bersih pada tahun 2035.
Emily Grubert, seorang insinyur sipil dan sosiolog lingkungan di Georgia Tech dan penulis studi, memetakan setiap generator bertenaga batu bara, gas, atau minyak bumi yang beroperasi di Amerika Serikat pada tahun 2018. Dia memperkirakan kapan masing-masing pembangkit ini akan pensiun, berdasarkan bahan bakar, teknologi, dan kapan pembangunannya.
Pembangkit Listrik Menjadi Aset yang Terabaikan
Pembangkit listrik biasanya bertahan 30 hingga 50 tahun, dan biaya konstruksi dibayar selama masa hidup mereka. Jika kebijakan memaksa pemilik pembangkit listrik untuk menutupnya lebih awal, pelanggan atau pengguna tenaga listrik dari pembangkit tersebut dapat tetap terikat untuk menutupi hutang, sementara juga harus membayar sumber energi baru apa pun yang menggantikannya.
Pembangkit yang pensiun sebelum waktunya, bisa menjadi aset yang terabaikan. Namun, Grubert menemukan bahwa sebagian besar pembangkit listrik – lebih dari 70 persen – akan mencapai akhir masa hidup sebelum 2035. Secara perhitungan, biaya konstruksi ini akan terbayar kurang lebih pada tahun tersebut.
“Sangat penting ketika kami memiliki data semacam ini,” kata Mijin Cha, asisten profesor kebijakan perkotaan dan lingkungan di Occidental College yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Seringkali hal-hal seperti aset terlantar, terbiasa menaruh ketakutan di benak orang-orang tentang ketidakmampuan untuk bertransisi ke masa depan rendah karbon,” lanjutnya.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa pada kenyataannya, tenggat waktu dekarbonisasi 2035 akan sangat mengurangi jumlah aset pembangkit listrik, selama perusahaan berhenti membangun pembangkit listrik berbahan bakar fosil mulai dari sekarang.
Memprioritaskan Pekerja Untuk Rencana Masa Depan
Dalam rencana perihal iklim, Biden berkomitmen untuk melakukan investasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di komunitas batu bara dan pembangkit listrik. Ini termasuk membantu mendiversifikasi ekonomi mereka dan mengamankan tunjangan kesehatan dan pensiun bagi para pekerja.
Jika pembangkit listrik terpaksa tutup pada akhir perkiraan masa pakainya atau dalam lima tahun sejak tanggal penutupan (seperti yang Grubert sarankan dalam studinya), pemerintah dapat meluncurkan sumber daya ramah lingkungan dari waktu ke waktu, khususnya untuk masyarakat yang berkaitan dengan pembangkit listrik yang akan tutup.
Itu juga akan memberi komunitas cukup waktu untuk merencanakan masa depan.
“Jika Anda tahu akan ada penutupan sebuah pembangkit dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, itu sangat berbeda perbandingannya jika Anda diberi pemberitahuan 90 hari,” kata Cha.
Dia mengatakan banyak komunitas dengan ekonomi yang terkait dengan industri bahan bakar fosil akan membutuhkan investasi yang lebih mendasar, seperti perluasan akses internet, bahkan sebelum mereka berpikir ke arah industri baru yang ramah lingkungan.
Amerika Tinggalkan Energi Kotor Serupa dengan Tahapan Kesedihan
Grubert menyamakan proses penutupan pembangkit dengan stages of grief atau tahapan kesedihan. Pada awalnya pengumuman akan disambut dengan kemarahan. Tetapi seiring berjalannya waktu, masyarakat dapat menerima apa yang terjadi dan pindah ke tempat yang lebih produktif.
“Hal yang paling membuat saya khawatir adalah jika tidak ada komitmen yang benar-benar tahan lama terhadap dekarbonisasi,” kata Grubert.
Jika kemarahan dan protes dapat meyakinkan pembuat undang-undang untuk membalikkan keputusan yang menutup pembangkit listrik, kemungkinan transisi yang adil bagi pekerja dan masyarakat akan hilang.
Kendala Mencapai Rencana Amerika Tinggalkan Energi Kotor pada 2035
Bagaimana mencapai ‘peniadaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil’ dengan target tahun 2035? Hal ini masih menjadi pertanyaan besar.
Bahkan jika sebagian besar pembangkit listrik berbahan bakar fosil cukup umur untuk pensiun sebelum tahun 2035, tidak berarti mereka akan pensiun. Pembangkit listrik sering beroperasi lebih lama dari yang seharusnya.
Grubert menemukan bahwa sudah ada infrastruktur senilai sekitar 100 gigawatt yang telah melewati masa jayanya, termasuk generator berbahan bakar batu bara di Nebraska dari tahun 1915. Sementara banyak pembangkit mengatakan mereka berencana untuk mengurangi emisi mereka menjadi nol bersih pada tahun 2050.
Analisis terbaru oleh Energy and Policy Institute, sebuah badan pengawas utilitas nirlaba, menemukan bahwa hampir tidak ada dari rencana tersebut yang bergerak cukup cepat untuk mencapai tujuan Biden yaitu jaringan listrik bebas karbon pada tahun 2035.
Pun tidak ada tindakan cepat yang dapat pemerintahan Biden lakukan untuk meminta semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil tutup pada tahun 2035. Ari Peskoe, direktur Electricity Law Initiative Universitas Harvard, mengatakan kepada Grist bahwa sebagai gantinya, pemerintah dapat mencoba untuk mendekati tenggat waktu itu melalui peraturan lingkungan dan ekonomi.
Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Angin Kurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Aturan Emisi Gas Rumah Kaca dari EPA
The Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan dapat mengatur emisi gas rumah kaca menganjurkan negara bagian dapat memilih untuk mengadopsi aturan yang lebih ketat. Beberapa sudah melakukannya.
Tiga pembangkit listrik tenaga batu bara di Colorado mungkin terpaksa tutup pada 2028, dua tahun lebih awal dari rencana. Penutupan ini untuk memenuhi target kondisi iklim negara bagian. Selain itu juga aturan kualitas udara yang berupaya meningkatkan visibilitas di Taman Nasional Pegunungan Rocky.
Di sisi ekonomi, kelangsungan hidup pembangkit listrik bergantung pada apa saja yang boleh dibebankan kepada pelanggan. Pembangkit listrik untuk utilitas publik diatur oleh lembaga negara, sedangkan generator independen harus mengikuti aturan Federal Energy Regulatory Commission.
Energi terbarukan yang murah telah melemahkan alasan untuk tetap membuka pembangkit batu bara tua. Opsinya adalah lebih banyak subsidi untuk energi bersih, atau lebih sedikit bahan bakar fosil.
Sisi lainnya mencegah pembuatan generator bertenaga gas baru. Peskoe mengatakan EPA dapat memberlakukan aturan yang lebih ketat pada pembangkit listrik baru.
Dia mengharapkan untuk melihat perubahan aturan di pasar listrik antar negara bagian. Sehingga nantinya membuat pembangunan pembangkit listrik baru jadi kurang menguntungkan dari sisi ekonomi.
“Mereka juga bisa menghentikan perluasan pipa, yang tentunya terkait dengan perluasan pembangkit listrik,” tambahnya.
Penulis: Agnes Marpaung
Editor: Ixora Devi
Sumber: