Beberapa negara di dunia kini semakin memikirkan aspek lingkungan hidup dalam menyediakan sarana transportasi publik. Selain dapat mengurangi tingkat kemacetan dan dapat mengurangi emisi gas buang, menyediakan angkutan umum yang “hijau” juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis.
Saat ini, penggunaan kendaraan berbahan bakar energi bersih sebagai sarana transportasi publik semakin populer di beberapa negara. Bus listrik, kereta listrik dan mobil listrik merupakan kendaraan yang paling sering digunakan sebagai angkutan umum.
Melansir dari berbagai sumber yang telah Greeners rangkum, berikut ini merupakan daftar dari negara-negara di dunia yang telah memiliki sarana transportasi publik yang “hijau”.
1. Swiss Hadirkan Bus Listrik Sebagai Sarana Transportasi Ramah Lingkungan
Swiss merupakan salah satu negara yang telah memprioritaskan penggunaan kendaraan bertenaga listrik sebagai sarana transportasi publik. Negara tersebut menggunakan bus listrik TOSA (Trolleybus Optimization Systeme Alimentation) yang daya listriknya diperoleh dari pembangkit listrik tenaga air. Bus tersebut tidak memerlukan baterai berkapasitas tinggi dan juga tidak menghabiskan banyak daya listrik untuk beroperasi.
2. Korea Selatan Sediakan Sarana Transportasi Bus Listrik dan Taksi Bertenaga Hidrogen
Sejak tahun 2017, Kota Busan di Korea Selatan telah memfasilitasi penduduknya dengan sarana transportasi ramah lingkungan berupa bus listrik. Kota tersebut menggunakan bus listrik ELEC CITY bertenaga baterai lithium ion polimer berkapasitas 256 kWh. Butuh waktu selama 72 menit bagi bus ELEC CITY untuk mengisi daya. Bus tersebut dapat menempuh jarak hingga 319 kilometer dalam sekali pengisian daya.
Selain Busan, kota lain di Korea Selatan, Ulsan dan Seoul, juga telah menyediakan taksi bertenaga hidrogen untuk para warganya. Kota-kota tersebut menggunakan mobil hidrogen Tucsonix dari Hyundai sebagai salah satu sarana transportasi umum. Mobil hidrogen tidak menggunakan bahan bakar fosil dan karenanya tidak menimbulkan polusi udara seperti debu mikro atau gas rumah kaca. Kendaraan tersebut hanya mengeluarkan air yang tercipta melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Taksi hidrogen yang beroperasi di sekitar kota Seoul sejak September 2019 rata-rata melaju sekitar 30.000 kilometer dan melayani 22.000 penumpang. Saat ini, ada 10 taksi hidrogen yang beroperasi di Seoul.
3. Polandia Fasilitasi Warganya dengan Trem Berpolusi Minim
Kota Warsawa di Polandia menyediakan trem listrik dengan polusi minim sebagai sarana transportasi umum untuk penduduknya. Trem sendiri merupakan kereta listrik yang beroperasi di atas rel khusus yang berada di tengah kota. Tidak seperti kendaraan pada umumnya, trem mengeluarkan lebih sedikit polutan dan efektif dalam mengurangi debu mikro. Trem di negara tersebut memiliki kecepatan maksimum 70 kilometer dan dapat memuat sekitar 240 penumpang.
4. Prancis Hadirkan Taksi Air Tanpa Polusi untuk Penduduknya
Taksi merupakan salah satu sarana transportasi umum yang paling aman dan nyaman. Akan tetapi, taksi belum dianggap sebagai transportasi ramah lingkungan karena tidak dapat melayani penumpang sebanyak bus atau trem. Namun baru-baru ini, Prancis telah menciptakan inovasi terbaru berupa taksi air ramah lingkungan. Negara tersebut telah menyediakan taksi air berdaya listrik yang tidak mengeluarkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
5. Jerman Sediakan E-Bus Minim Emisi Karbon
Kota Hamburg, Jerman, secara bertahap mulai mengganti seluruh armadanya yang terdiri dari 1.100 bus diesel dengan kendaraan tanpa emisi. Negara tersebut kini menyediakan sarana transportasi publik berupa bus listrik atau e-bus yang menghasilkan emisi 75 % lebih sedikit. Adanya upaya untuk mengganti bus diesel dengan bus listrik dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 650.000 ton setiap tahun.
6. Australia Siapkan Bus Bertenaga Surya untuk Warganya
Kota Adelaide di Australia Selatan telah menggunakan bus bertenaga surya 100 % pertama di dunia sebagai sarana tranportasi umum untuk warganya. Bus bertenaga surya yang mereka gunakan tidak menghasilkan emisi dan dapat mengangkut hingga 40 penumpang. Bus-bus ini dipesan dari Designline International Selandia Baru dan dijalankan oleh dewan kota sebagai bagian dari layanan Bus Konektor Adelaide.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: