Jakarta (Greeners) – Artis sekaligus seorang Ibu dengan tiga orang anak, Wulan Guritno, belajar untuk mengenal lebih jauh satwa, khususnya gajah di Taman Nasional Tesso Nilo. Pembelajaran ini sebagai riset bagi Wulan dan kawan-kawan untuk menggalang dana demi menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.
Hal tersebut, bermula dari keresahan Wulan atas masa depan anak-anaknya dalam kondisi lingkungan yang sudah mulai terancam.
“Bermula dari keresahan aku, karena sudah menjadi seorang ibu sehingga isu yang terjadi di Indonesia menjadi concern aku karena masa depan anak-anakku ini ingin hidup di dunia seperti apa terutama Indonesia. Jadi kemudian mulailah pergerakan, pendek cerita dari gelang harapan yang merupakan penggalan dana setiap tahunnya untuk hal yang berbeda-beda. Tahun 2019 ini ingin ke pelestarian alam dan keseimbangan alam,” ujar Wulan pada acara WWF Warrior di XXI Lounge, Plaza Indonesia, Jakarta.
BACA JUGA : Davina: Kejahatan terhadap Satwa Liar Terjadi Akibat Keserakahan Manusia
Wulan mengatakan dari pengenalan satwa di Taman Nasional Tesso Nilo ini, ia tahu bahwa banyak isu yang terjadi pada satwa. Mulai dari satwa di bunuh, rumah habitatnya mulai berkurang karena pembukaan lahan, sehingga mengakibatkan tidak berkembang biak dengan baik dan akhirnya punah.
“Environment kita sudah mulai mundur, karena perilaku manusianya sendiri. Seperti pembukaan lahan, buang sampah masih sembarangan hingga penggunaan plastik sekali pakai,” kata Wulan.
Selain mengenal isu satwa lebih dalam, Wulan juga lebih mengenal pekerjaan mahut-mahut yang menjaga gajah. “Mereka ini hebat sekali, menjaga kesinambungan dan kedamaian antara manusia dan gajah. Akhirnya mereka kita berikan syal yang dijual untuk donasi di mana produk syal ini ke depannya merupakan bentuk kerjasama untuk pelestarian alam dengan WWF,” jelas Wulan.
Wulan Guritno mengatakan, selama tiga hari di TN Teso Nilo, ia mengatakan ruang untuk gajah sangat kurang karena banyak lahan yang dibuka untuk bisnis. Selain itu, kondisi masyarakat yang tidak teredukasi dengan baik menyebabkan semakin parahnya jumlah populasi gajah yang terus berkurang.
BACA JUGA : Pengalaman Tak Terlupakan Ernest Syarif, Bersama Sang Istri Bersepeda 1000 Km
“Kita bertapa di Tesso Nilo berjuang dan bahu membahu untuk cari tau dan mendalami keadaan dan aktivitas gajah di sana. 3 hari tanpa tv, tanpa apa-apa, pokoknya nothing selain kehidupan gajah yang kita lihat, ternyata gajah ini merupakan satwa yang luar biasa, memberikan kehidupan pada alam secara langsung,” ujar Wulan.
Oleh karenanya, melalui penggalangan dana berupa pembelian syal ini diharapkan bisa membantu kehidupan gajah-gajah di Tesso Nilo.
Wulan mengatakan apa yang diperjuangkannya bersama teman-teman ini pelan-pelan sudah menunjukkan hasil. “Kalau kata orang Jawa, alon-alon sing penting kelakon. Jadi kita juga pelan-pelan untuk beredukasi bahwa keseimbangan alam, satwa, dan manusia ini harus tetap terjaga. Kita membutuhkan satu sama lain untuk ke depannya,” pungkas Wulan.
Penulis: Dewi Purningsih