Judul Buku : The World’s Greatest Rock ‘n’ Roll Scandals
Penulis : David Cavanagh
Jumlah Halaman : 160 halaman, terbitan 1994
Penerbit : Bounty Books
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001), kata “skandal” berarti “perbuatan memalukan; perbuatan yang menurunkan martabat seseorang”. Akan tetapi jika dilekatkan pada nama-nama rockstar, yang identik dengan keliaran, masihkah itu berarti martabat turun?
Dalam wacana popularitas dan industri musik yang hingar bingar, “Names make news”, dan ingat, “Bad news is a good news”. Semakin heboh skandal yang mereka ciptakan justru semakin tinggi ketenaran terdongkrak. Dan skandal itu tak pernah jauh dari selangkangan, botol bir, dan zat-zat terlarang.
Setelah menghiasi headline beberapa surat kabar dan tabloid kuning, puluhan kisah skandal terbesar itu dikumpulkan oleh David Cavanagh, diramunya menjadi buku tipis yang layak dibaca setiap orang yang mengaku dirinya penggila musik. Atau lebih tepatnya penggemar gosip musik. Para penggila The Doors, misalnya, “wajib” mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Jim Morisson di hari nahas di Paris, 5 Juli 1971. Atau, benarkah Sid Vicious, pentolan Sex Pistols yang konon tak bisa bermain musik sama sekali, menusukkan pisau berkali-kali ke tubuh pacarnya hingga mati di sebuah kamar hotel di New York?
Buku ini sebenarnya lebih tepat berjudul The World’s Greatest Rock ‘n’ Roll Tragedies, sebab kematian bertebaran di sana-sini. Ada apa dibalik tewasnya Jimi Hendrix dan Janis Joplin? Apa hubungan serial killer Charles Manson dengan lingkaran selebriti dan musisi itu? Mengapa rumor ngawur tewasnya Paul McCartney akibat kecelakaan mobil makin menjadi-jadi di tahun 1966? Benarkah hanya karena othak-athik gathuk dari para fans kurang kerjaan tentang tanda-tanda kematian di lirik lagu “A Day In The Life”, ilustrasi bunga tabur berbentuk mirip gitar bas di sampul album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band, dan betapa Paul McCartney satu-satunya personel The Beatles yang tidak bersepatu di foto legendaris Abbey Road?
Fakta-fakta menarik tersebut –soal penting atau tidak penting itu perkara lain—disajikan dalam judul-judul bab yang diambil dari judul-judul lagu yang terkenal. Bab berjudul “Dark Side of The Loon” misalnya (kita tahu itu plesetan dari judul album apa), membahas kegilaan Syd Barret dalam arti harfiah dalam kehancurannya akibat drugs hingga harus mendekam di rumah sakit jiwa. Bab perihal musisi yang sempat mencicipi kerasnya hotel prodeo diberi judul “Jailhouse Rock”, tentu saja dari judul lagu Elvis Prestley, satu nama besar yang diakui penulis buku ini sebagai, “If there had never been him, this book would not exist”.
Secara menarik, buku ini juga membahas fenomena “groupies” yang mulai menggejala di akhir 1960-an. Mengutip Eric Clapton, “it wasn’t your body or your face they wanted to make love to, but your name”. Buku ini satu bukti betapa kalimat sakti “Sex, Drugs, and Rock ‘n’ Roll” bukanlah jargon belaka. Apa boleh buat, mereka “mengamalkan”-nya dengan sepenuh hati. (Budi Warsito)