Jeans menjadi pakaian yang digemari oleh banyak kalangan bahkan telah mendunia. Setiap orang pasti pernah memakai dan memiliki jeans. Namun, dalam proses pembuatan jeans memerlukan sangat banyak air mulai dari menanam dan memanen kapas sebagai bahan dasar hingga pewarnaan dan penyempurnaan.
Menurut buku Sustainability Fashion: Past, Present, and Future setidaknya dibutuhkan 7.000 liter air atau sekitar 1.800 galon sebagai standar industri untuk menanam kapas dalam memulai proses pembuatan jeans.
Baca juga: Perhiasan Elegan dari Bahan Upcycle
Levi’s Former Head of Global Supply Chain, Geert Peeters mengatakan bahwa 49 persen air digunakan untuk menumbuhkan kapas dan 45 persen lainnya digunakan ketika pelanggan mencuci jeans mereka. Sedangkan enam persen sisanya digunakan selama proses pembuatan jeans.
Pada 2011, Levi’s memulai inovasi Water<Less Jeans, yakni sebuah koleksi yang menggunakan lebih dari 20 teknik penyempurnaan inovatif dengan menghemat sekitar 28 hingga 96 persen air. Teknik ini menggunakan bidal air dan sedikit ozon untuk mendapatkan kelembutan bahan yang biasanya memanfaatkan pelembut kain. Meskipun begitu hasil akhir yang diperoleh tetap sama.
Kelangkaan air menjadi salah satu tantangan terbesar bagi perusahaan sehingga pada 2019, Levi membuat 69 persen produknya dengan Water<Less. Namun, hal itu saja tidak cukup, untuk meningkatkan proses produksi menjadi lebih berkelanjutan, mereka mengundang 20 pesaing ke Eureka Innovation Lab dan berbagi dan belajar tentang praktik hemat air.
Dengan memberikan inovasi Water<Less perusahaan berharap dapat bersama-sama menjadi industri yang menggunakan lebih sedikit air dalam memproduksi barang dan membuat dampak global yang positif.
Baca juga: Sneakers Berbahan Daur Ulang
Levi bertekad untuk terus menggunakan produksi yang berkelanjutan. Di tahun ini merek mode Levi menargetkan untuk membuat 80 persen produknya menggunakan teknik Water<Less.
Desainer perusahaan mengatakan berusaha untuk menciptakan karya yang disukai oleh masyarakat, tetapi memakai lebih sedikit air pada tahap akhir. Hal ini yang menyebabkan perusahaan mengembangkan lebih dari 20 teknik inovatif.
Penulis: Mega Anisa