(Greeners) – Apabila terdapat benjolan pada organ reproduksi setelah memasuki masa menarche (menstruasi pertama), bisa jadi Anda terkena mioma atau kista. Mioma dan kista memang sering kali tidak disadari sebagian besar wanita. Meski awalnya relatif tidak bebahaya, mioma dan kista tetap bisa menjadi masalah dikemudian hari jika tidak ditangani dengan baik.
Meski sama-sama berupa benjolan pada organ repoduksi, mioma dan kista merupakan dua penyakit yang berbeda. Mulai dari jenis, lokasi benjolan, gejala dan bahayanya.
“Miom adalah tumor jinak dari otot uterus atau rahim, sedangkan kista adalah benjolan di ovarium atau indung telur. Kedua penyakit wanita tersebut mayoritas berkembang setelah menarche dan berkurang setelah menopause,” jelas Spesialis Kebidanan dan Kandungan Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), dr. Kathleen Juanita Gunawan Soenario.
Mioma atau leiomioma sejatinya merupakan tumor jinak dari otot uterus/rahim. Cirinya adalah bulat, putih, keras, dan terpisah dari otot rahim di sekitarnya. Dalam dunia kedokteran penyebab mioma belum diketahui secara pasti, namun 40 persen penderita mioma memiliki riwayat keturunan.
Selain itu, mioma sering kali tidak memperlihatkan gejala. Kalaupun ada, yang paling sering terjadi gejala awalnya adalah mulai dari menstruasi yang banyak dan lama, sering buang air kecil (BAK), tidak dapat menahan BAK, sulit buang air besar, perut bawah terasa tidak nyaman, nyeri saat haid, nyeri saat berhubungan seksual, infertilitas, dan keguguran.
“Karena gejalanya yang tidak mengganggu, tidak mengherankan 70 persen penderita mioma baru menyadari setelah mereka melakukan pemeriksaan ke dokter,” ungkap Kathleen.
Serupa dengan mioma, mekanisme pasti timbulnya kista masih belum jelas. Meski relatif lebih terasa mengganggu, gejala timbulnya sering tidak disadari. Gejala pada kista umumnya mulai dari nyeri haid yang hebat dan tiba-tiba, rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah, perut membesar, sulit makan, dan gangguan menstruasi.
Harus Diwaspadai
Pertumbuhan mioma yang dimulai sejak masa menarche tidak lepas dari hormon estrogen yang mempengauhi petumbuhannya, sehingga sering kali didapati mioma ketika perempuan memasuki usia subur. Sebaliknya saat perempuan memasuki usia menopause, mioma akan dengan sendirinya mengecil dan hilang.
“Kalau tidak memberikan gejala yang mengganggu cukup diobservasi, diamati melalui pemeriksaan USG setahun sekali,” kata Kathleen.
Kathleen melanjutkan, namun jika saat dilakukan pemeriksaan rutin dan terjadi pertumbuhan mioma melebihi batas aman yaitu setengah sentimeter per tahunnya, maka harus ditindaklanjuti dengan pemberian obat anti homon atau lebih jauh dengan operasi pengangkatan.
“Mioma dalam ukuan besar juga akan memberikan tekanan sehingga penderita sering buang air kecil, sulit buang air besar, rasa tidak nyaman dibagian bawah perut, dan pada mioma yang tumbuh di bagian rahim tertentu bisa menimbulkan gangguan nyeri haid, nyeri saat berhubungan seksual, bahkan sulit hamil atau keguguran,” jelasnya.
Untuk kista, sama seperti mioma pada tahap tertentu hanya dibutuhkan observasi dan pemeriksaan berkala, karena sebagian besar kista adalah fungsional dan menghilang dalam 6 bulan. Namun yang perlu diwaspadai adalah saat benjolannya membesar dan padat, bisa jadi kista yang terdeteksi merupakan kanker yang bersifat ganas.
“Kista itu cairan, Kalau isinya padat dan ukurannya lebih dari lima cm besar kemungkinan itu kanker,” ungkap Kathleen.
Pada dasarnya baik mioma atau kista bisa diantisipasi, kuncinya adalah hidup sehat dengan menerapkan pola makan sehat dan melakukan skrining minimal setahun sekali bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, serta pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat rahim dan indung telur. “Semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula peluang untuk sembuh,” kata Kathleen.
Untuk tatalaksana bagi penderita pada miom meliputi observasi, embolisasi arteri uterina, dan pengangkatan miom atau seluruh rahim, sedangkan tatalaksana pada kista meliputi pengangkatan observasi dan pengangkatan kista atau seluruh ovarium bergantung pada ukuran kista, usia penderita, dan penemuan saat operasi.
Penulis: AT/G39