Jakarta (Greeners) – Kanker merupakan penyakit tidak menular yang sangat berbahaya. Menurut catatan WHO, kanker menempati urutan ke dua setelah kardiovaskular sebagai penyakit yang menyebabkan kematian di dunia.
Menurut catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Kementerian Kesehatan, penyakit kanker menyumbang angka kematian sebesar 5,7 persen dari keseluruhan kematian yang disebabkan oleh penyakit di Indonesia. Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas) sendiri menyatakan telah menggelontorkan Rp 163 miliyar untuk pengidap penyakit kanker di Indonesia.
Di Indonesia, penyakit kanker seringkali menyerang kaum hawa. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2T) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Lili S. Sulistyowati, menyatakan bahwa perbandingan antara penderita kanker pada perempuan dan laki-laki adalah 3:1.
“(Penderita) kanker terbanyak adalah kanker pada perempuan dengan jumlah terbanyak adalah kanker payudara dan kanker leher Rahim,” jelas Lili dalam surat elektronik kepada Greeners pada Senin (26/10) lalu.
Meskipun didominasi oleh penderita perempuan, kaum lelaki perlu mewaspadai penyakit kanker. Lili menyebutkan, tingginya kecenderungan makanan berbahan pengawet dan pewarna buatan yang dikonsumsi masyarakat, termasuk oleh pria, sebagai pendorong faktor resiko penyebab kanker. Pasalnya, makanan dengan kandungan tersebut memiliki kandungan zat karsinogen. “Zat karsinogenik merupakan zat yang dapat memicu terjadinya penyakit kanker,” ujar Lili.
Selain itu, Lili menyarankan agar masyarakat menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol karena keduanya juga mengandung zat karsinogenik. “Kasus kanker indens pada pria adalah kanker paru, kanker kolorektal dan kanker prostat. Hal ini disebabkan kebiasaan merokok, kurang makan sayur dan buah, serta kurang aktifitas fisik,” jelasnya.
Menurut Lili, ada lima jenis kanker yang menyerang pria di Indonesia. Kelima kanker tersebut adalah kanker kolorektal, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker nasofaring, dan kanker limfoma malignum.
Seperti diketahui, berdasarkan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) pada tahun 2015, jumlah perokok aktif pada pria mencapai lebih dari 56 juta orang. Sedangkan pengkonsumsi alkohol pun tidak berbeda, cenderung meningkat tiap tahunnya.
Faktor Hormonal
Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN), Prof. Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo, menyatakan bahwa kanker payudara dan leher rahim merupakan kanker yang disebabkan oleh faktor hormonal. Oleh karenanya, kanker tersebut hanya bisa diderita oleh perempuan saja. Hal itu, menurut Soehartati, yang menjadikan jumlah penderita kanker pada perempuan sangat signifikan jika dibandingkan laki-laki.
Meskipun tidak dapat diketahui secara pasti, Soehartati menambahkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat resiko yang sama dalam faktor hormonal yang menyebabkan kanker.
“Kanker prostat adalah contoh kasus kanker karena faktor hormonal pada pria,” jelas Soehartati kepada Greeners via telepon.
Soehartati pun sepakat agar pria juga menghindari alkohol, rokok serta makanan berbahan pengawet, penyedap dan pewarna buatan sebagai bentuk pencegahan dini penyakit kanker. Selain itu, ia juga menyarankan untuk rutin berolahraga dan menghindari obesitas.“Kuncinya adalah perketat pola hidup sehat,” ucap Soehartati.
Ia juga menyarankan agar mengelola stres. Selain berpengaruh pada kondisi hormonal, stres juga dapat merusak gaya hidup sehat secara keseluruhan. “Justru pola hidup sehat itu dimulai dengan pengelolaan stres,” katanya.
Penulis: TW/G37