Vanishing Point, Perhiasan Perlambang Perlawanan Sampah Plastik di Laut

Reading time: 2 menit
Foto: www.ecouterre.com

Perhiasan yang elegan dan cantik selalu diidentikan dengan emas, tembaga, mutiara dan berlian. Padahal, banyak material di luar emas, tembaga, mutiara dan berlian yang dapat dibuat menjadi perhiasan yang tak kalah cantiknya, salah satunya adalah dari pengolahan sampah plastik yang berserakan di pantai.

Untuk memanfaatkan sampah plastik ini, Institut Studi Kelautan dan Antartika di University of Tasmania di Australia bekerjasama dengan para seniman yang memiliki minat yang sama untuk membuat bencana lingkungan “melebihi konteks laboratorium dan jurnal akademi pada umumnya.” Kolaborasi ini menghasilkan Vanishing Point, sebuah bentuk interdisipliner baru yang disampaikan melalui perpaduan ilmu dan seni.

Karya Sophie Carnell. Carnell mengolah sampah plastik yang berserak di pantai menjadi perhiasan yang indah. Hasil karyanya ini merupakan bagian dari proyek "Vanishing Point." Foto: www.ecouterre.com

Karya Sophie Carnell. Carnell mengolah sampah plastik yang berserak di pantai menjadi perhiasan yang indah. Hasil karyanya ini merupakan bagian dari proyek “Vanishing Point.” Foto: www.ecouterre.com

Sophie Carnell, seorang pematung lokal yang turut serta dalam proyek ini, mengombinasikan serpihan pesisir pantai dengan perak daur ulang dan menggunakan batu permata Australia untuk menciptakan perhiasan yang unik. Beberapa perhiasan olahan Carnell menyerupai hewan dan tumbuhan. Ini merupakan cara Carnell menyuarakan nasib hewan laut, mulai dari burung laut hingga kerang, yang mengira sampah plastik sebagai makanan.

“Memasukkan sampah ini ke dalam benda berharga menegaskan apa yang kita anggap sebagai barang berharga dan apa yang kita anggap sebagai barang konsumsi,” ujar Carnell seperti dikutip dari laman ecouterre.com. “Jika kita menghargai barang-barang yang kita gunakan setiap hari dan menyadari apa yang terjadi setelah kita tidak lagi menggunakan barang-barang tersebut, mungkin kita akan lebih menghargai barang tersebut dan lebih menghargai lingkungan yang kita tinggali,” imbuhnya.

Foto: www.ecouterre.com

Foto: www.ecouterre.com

Carnell mengakui bahwa proyek yang ia deskripsikan sebagai “pembuka mata” ini, membantunya mengenali jenis plastik. Ia mempelajari bahwa plastik tidak dapat terurai secara alami namun akan menjadi “remah-remah sintetis” yang sangat kecil dan akan masuk ke dalam air sebelum akhirnya dimakan oleh spesies dalam jaring rantai makan yang paling dasar.

“Sangatlah mudah untuk bersedih atas kerusakan yang kita timbulkan pada planet dan diri kita sendiri. Tapi, jika kita mengenali masalahnya, menyadari dan mengkomunikasikan bagaimana kita menggunakan dan menyalahgunakan plastik, mungkin kita dapat memperbaikinya,” katanya berharap.

Vanishing Point terbuka untuk umum dan dapat dilihat di Castray Esplanade, Tasmania, Australia hingga pertengahan Juli.

Penulis : Gloria Safira

Top