Jagung tumbuh di hampir seluruh daerah di Tanah Air. Tidak heran bila terdapat banyak olahan jagung mulai dari sebagai lauk pauk, kue, hingga cemilan. Sayangnya, tidak semua bagian dari jagung masyarakat manfaatkan.
Tanaman ini terdiri atas kulit, batang, bonggol, biji, dan rambut jagung. Dari semua bagian tersebut, rambut jagung merupakan bagian yang paling sering terabaikan. Biji jagung sudah jamak menjadi sumber pangan, kulit, dan bonggolnya menjadi pakan ternak atau pupuk. Sementara, rambut jagung biasa terlupakan begitu saja setelah terpisah dari bagian jagung lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 oleh Ade Nining Pangrokti, mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Solo, mengulas tentang pemanfaatan rambut jagung. Melalui risetnya, Ade mengetahui rambut jagung memiliki banyak kandungan yang cocok sebagai bahan untuk pengobatan hipertensi.
“Kandungan antioksidannya cukup tinggi sehingga membuat rambut jagung berpotensi menjadi obat hipertensi. Sebenarnya semua jenis jagung sama kandungannya, tetapi jenis jagung manis memiliki kandungan antioksidan berupa flavonoid yang lebih besar dibandingkan lainnya. Oleh karena itu, dianggap lebih efektif dalam pengambilan manfaatnya,” ungkap Ade dalam artikelnya.
Baca juga: Empat Langkah Awal Mendaur Ulang
Teh Rambut Jagung Berbentuk Teh Celup, Memudahkan Pembuatan Ramuan
Hipertensi merupakan sebuah sebutan untuk kondisi tekanan darah yang berada pada angka di atas normal. Hipertensi cukup berbahaya karena dapat memicu timbulnya penyakit lain seperti jantung dan stroke. Penyakit ini biasanya timbul akibat beberapa faktor seperti jarang berolahraga dan memiliki kebiasaan buruk seperti merokok.
Tentu ada beberapa obat untuk menangani penyakit ini, hanya saja beberapa kandungan dalam obat belum tentu cocok untuk semua orang, bagi ibu hamil misalnya. Karena itu, melengkapi risetnya, Ade menuliskan tahapan untuk mengubah limbah rambut jagung menjadi teh celup.
Mulanya, peneliti memilih rambut jagung dengan kualitas baik. Biasanya, rambut jagung yang baik masih muda dan tertutup dengan kulit jagung. Setelah mendapat rambut jagung yang sesuai, kemudian peneliti mencuci rambut jagung di bawah air mengalir. Waktu pencucian tidak harus lama, namun harus bersih. Hal ini untuk meminimalisir senyawa yang terkandung di dalamnya akan hilang.
Setelah itu, peneliti meniriskan rambut jagung, kemudian dia giling untuk memperkecil ukurannya. Hal tersebut bertujuan mempermudah pengekstraian teh saat penyeduhan karena bentuknya yang sudah halus. Peneliti lalu meniriskan rambut jagung kemudian hingga hanya mengandung tiga persen kadar air. Untuk memastikan hal tersebut tepat, peniliti menggunakan oven.
Sebelum memasuki tahap pengemasan menjadi teh celup, rambut jagung yang telah melewati proses di atas harus melalui proses fermentasi selama kurang lebih empat sampai tujuh menit. Fermentasi bertujuan untuk mengeluarkan aroma rambut jagung dan senyawa yang berkhasiat untuk kesehatan. Selain itu, untuk menghindari gelembung udara dalam kemasan.
Tahap terakhir adalah pengemasan rambut jagung dengan kemasan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yaitu bentuk teh celup. Setelah dikemas, teh siap untuk dicelupkan dalam air dan dikonsumsi setiap harinya.
Penulis: Krisda Tiofani
Editor: Ixora Devi