Jakarta (Greneers) – Di tahun 2000an, penyanyi Tasya pernah menyanyikan lagu “Anak Gembala”, sebuah lagu anak-anak bernada riang. Lirik ini secara tidak langsung mengajak anak-anak untuk aktif dan mengenal alam di sekitarnya. Kini Tasya sudah beranjak dewasa, namun kepeduliannya terhadap alam rupanya belum luntur.
Perempuan bernama lengkap Shafa Tasya Kamila ini sudah sejak tahun 2005 ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup menjadi Duta Lingkungan Hidup. Saat ditemui Greeners usai bernyanyi di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, ia mengaku prihatin dengan kebiasaan anak-anak di era sekarang yang lebih peduli dengan gawai ketimbang beraktifitas di alam bebas.
“Itu tanggung jawab orang tua bagaimana caranya bisa bikin mereka (anak-anak) have fun bukan dengan gadget saja,” ujarnya, Rabu (16/09) lalu.
Menurut Tasya, banyak cara yang dapat dilakukan orang tua agar anak-anak mereka peduli akan alam dan lingkungan. Tempat-tempat seperti kebun binatang, pantai atau mungkin taman nasional dapat menjadi lokasi wisata yang dapat merangsang kepedulian anak-anak terhadap alam, ketimbang bermain gawai di rumah.
“Itu aktivitas seru yang bisa membuat mereka kenal sama alam dan mengerti konsep tentang alam,” jelas gadis kelahiran 22 November 1992 ini.
Kesadaran dan perilaku yang peduli lingkungan, ungkap Tasya, sangat penting diajarkan kepada anak-anak karena mereka yang nantinya hidup berdampingan dengan alam. Oleh karenanya, sudah sewajarnya jika anak-anak diajarkan untuk menjaga alam dan lingkungan. “Pastinya kita akan mewariskan lingkungan ke generasi selanjutnya,” imbuhnya.
Tasya yang mengaku sering mendengar cerita Sang Ibu tentang kondisi lingkungan beberapa dekade lalu, menyatakan, perubahan lingkungan yang terjadi dalam rentang waktu tersebut sangat signifikan. Ia menuturkan bahwa jumlah kendaraan yang belum sebanyak seakarang membuat ibunya dapat bersepeda di jalanan tanpa takut tertabrak kendaraan bermotor. Selain itu, Sang Ibu juga masih dapat merasakan nikmatnya bermain di sungai karena airnya masih sangat jernih.
“Kalau anak sekarang bisa sakit kulit kalau mandi di sungai,” ujarnya dengan nada bercanda.
Ketika ditanya mengenai kebakaran hutan yang sedang ramai beberapa waktu belakangan, Tasya mengaku sangat gemas dengan para pelakunya. Ia menilai tindakan pembakaran hutan sangat jauh dari moral dan merugikan banyak pihak.
Tasya pun menilai bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan sama sekali, terlebih para pelaku hanya mengejar keuntungan belaka. “Kayak pembunuhan massal, karena dari mulai mahluk hidup yang tinggal di hutan sampai manusia kena semua,” katanya.
Gadis yang baru saja mendirikan sebuah LSM lingkungan hidup ini pun berharap bahwa semua masyarakat Indonesia dapat menjaga kelestarian lingkungan Indonesia. Karena menurutnya, kelestarian lingkungan akan terjamin jika dilakukan secara bersama-sama. “Kalau dilakukan secara kolektif akan membawa dampak positif untuk kita,” pungkasnya.
Penulis: TW