Tahu Nigarin, Olahan Sehat Minim Limbah

Reading time: 2 menit
Tahu
Foto: shutterstock

Tahu merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia yang bisa diolah menjadi berbagai jenis kudapan. Harganya yang relatif murah dan kandungan protein tinggi menjadi salah alasan mengapa tahu banyak digemari.

Saat ini di Indonesia masih banyak industri tahu yang menggunakan asam cuka sebagai bahan pengental sari kedelai. Dalam Jurnal Dedikasi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo (2015) menyebut bahwa penggunaan cuka dalam proses pembuatan tahu memang membuat biaya yang dikeluarkan relatif murah, tetapi justru menyebabkan masalah lain.

Baca juga: Mengenali Hoarding Disorder, Perilaku Menimbun Barang

Pada proses pembuatan tahu dengan asam cuka dibutuhkan air dalam jumlah banyak sehingga menghasilkan limbah yang dapat memengaruhi lingkungan. Selain itu, penggunaan asam cuka juga dapat menimbulkan bau dan efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan seperti timbulnya penyakit asam lambung. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini terdapat tahu tanpa cuka yang disebut sebagai tahu nigarin.

Tahu

Foto: shutterstock

Tahu nigarin merupakan tahu yang dalam proses pembuatannya menggunakan nigarin atau sari laut sebagai pengental sari kedelai. Nigarin menjadi bahan yang dinilai ramah lingkungan karena dalam proses pembuatanya hampir tidak menghasilkan limbah.

Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pembuatan tahu ramah lingkungan sudah cukup lama digaungkan. Nelson Sembiring merupakan tokoh yang pertama kali menyampaikan proses pembuatan tahu ramah lingkungan ini. Melihat cukup banyaknya industri tahu yang masih memakai asam cuka membuat dirinya tergerak untuk memperkenalkan cara pembuatan yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Kenali Gejala Depresi pada Laki-Laki

Proses pembuatan tahu diawali dengan merendam kedelai selama beberapa jam dan menggilingnya menggunakan blender. Selanjutnya air dan sarinya dipisahkan. Sari kedelai lalu ditambahkan dengan nigarin yang sudah dicampur dengan air sebanyak 20cc dan diaduk hingga terbentuk gumpalan. Berikutnya gumpalan yang sudah menjadi tahu dapat dikonsumsi. Air tahu yang dihasilkan selama proses pembuatannya juga bisa langsung diminum dan ampasnya dijadikan pakan ternak.

Tahu nigarin diproses tanpa menghasilkan limbah dan tidak menimbulkan bau. Tahu ini juga hanya memerlukan 7-8 kilogram liter air per satu kilogram kedelai. Tidak hanya itu, tahu nigarin juga memiliki lebih dari 80 jenis kandungan mineral termasuk magnesium, kalium, besi, kalsium, boron, selenium, dan zinc. Kandungan magnesium yang ada di dalamnya bernilai cukup tinggi hingga mencapai 8,06 miligran per 100 gram tahu. Jumlah tersebut empat kali lipat lebih banyak dibanding yang ada pada tahu biasa atau sekitar 2,11 miligram per 100 gram.

Penulis: Krisda Tiofani

Top