Dalam dunia mode, celana ketat bermotif disebut tight atau kaus kaki (stocking) dan diibaratkan sebagai “sedotan plastik dunia fashion”. Sebagian besar diproduksi dari serat sintetis berbahan plastik dan berasal dari olahan batu bara serta minyak mentah (nilon). Dalam pembuatannya, nilon menghabiskan banyak energi dan menghasilkan nitro oksida pemicu gas rumah kaca.
Setidaknya perlu 30 tahun atau lebih agar tight dan stocking dapat terurai. Setiap pasang produk yang dibuang ke tempat sampah akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dalam waktu yang lama.
Tight dan stocking mendapat reputasi buruk sebagai plastik sekali pakai dalam industri mode. Lebih dari 103.000 kilogram limbah kaus kaki, tight, dan stocking diproduksi di seluruh dunia setiap tahun. Dikutip dari refinery29.com, masih banyak konsumen yang membeli produk sekali pakain ini. Siklus pemakaiannya serupa dengan sedotan plastik yang akhir ini menjadi perhatian pemerhati lingkungan, yakni beli, pakai, robek, dan ulangi.
Baca juga: Bangunan Unik di Kota Zero Waste
Namun, kini produsen merek mode juga menciptakan produk yang mempertimbangkan lingkungan sebagai bentuk kepedulian terhadap bumi. Mereka membuat rancangan pakaian yang berkelanjutan (sustainable), salah satunya seperti Swedish Stockings.
Pendiri Swedish Stockings Linn Frisinger dan Nadja Forsberg mendirikan perusahaan tersebut dengan latar belakang permasalahan lingkungan akibat industri tekstil. Menurut keduanya, sebanyak dua miliar pasang tight hanya dikenakan beberapa kali lalu dibuang setiap tahun.
Hal tersebut menjadikan industri tekstil sebagai industri yang paling berpolusi kedua di dunia. “Tempat pembuangan sampah di mana-mana penuh dengan tekstil. Produknya dibuat dengan buruk dan murah, tidak dapat terurai. Benang nilon yang saat ini digunakan untuk memproduksi sebagian besar stocking modern dibuat dari proses manufaktur berbasis minyak yang tidak ramah lingkungan. Buruk bagi planet ini,” ucap mereka seperti tertulis di situs resmi swedishstockings.com.
Keduanya menuturkan bahwa praktik tidak ramah lingkungan di industri mode sudah terlalu umum. Mereka percaya bahwa dunia membutuhkan produk yang lebih inovatif dan sadar lingkungan. Hingga muncul ide Stocking Swedia sebagai cikal bakal produk tight dan stocking nilon yang diproduksi secara berkelanjutan.
Baca juga: Rami Bahan Baku Tekstil Bermutu Tinggi
“Kami membuatnya dengan cantik dari benang daur ulang. Pabrik-pabrik kami juga terlibat dalam praktik berkelanjutan termasuk penggunaan pewarna ramah lingkungan, pengolahan air pasca-pewarnaan, dan penggunaan tenaga surya sebagai energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produk,” ucapnya.
Swedish Stockings mengusung pabrik bebas limbah (zero waste factory), yang didukung energi terbarukan dari tenaga surya dan angin. Produk tight milik Linn dan Nadja ini dibuat dari daur ulang pakaian olahraga yang bermaterial nilon dan poliamida. Pewarnaannya hanya menggunakan penyepuh alami tumbuhan dan memanfaatkan kembali 50 persen sisa air produksi.
Produk mereka dibanderol mulai dari harga £17.21 sampai £40.45 atau sekitar 300 ribu hingga 800 ribuan. Menariknya lagi, setiap pelanggan dapat bergabung dengan klub daur ulang. Keunggulannya, konsumen dapat mengirimkan kembali segala merek tight dan stocking maksimal tiga pasang. Sebagai imbalan, klien mendapatkan diskon untuk pembelian selanjutnya.
Penulis: Sarah R. Megumi