Desainer asal Inggris Stella McCartney tengah memamerkan sejumlah aksesoris dan pakaian ramah lingkungan atau berkelanjutan di Konferensi Perubahan Iklim (COP28). Hal itu untuk mendorong industri fesyen bisa lebih memperhatikan aspek lingkungan dalam proses produksinya.
Melalui kemitraan dengan LVMH, perusahaan Stella McCartney mengusung pasar berkelanjutan dengan melibatkan beberapa perusahaan fesyen. Dalam pameran ini terdapat 15 inovator yang terpilih untuk memamerkan hasil produksinya yang menerapkan prinsip berkelanjutan.
Melansir Dezeen, seluruh inovator yang terpilih, mereka terdiri dari merek-merek baru hingga mapan telah menggunakan material yang ramah lingkungan. Misalnya, perusahaan Natural Fiber Welding menghadirkan produk alternatif kulit nabati pada tas Falabella dan Frayme milik Stella McCartney.
BACA JUGA: Stella McCartney Hadirkan Busana Musim Semi Ramah Lingkungan
Pameran yang dibentuk seperti pasar keberlanjutan juga memamerkan contoh produk jadi, termasuk gaun dan tas rajutan karya Stella McCartney. Produk tersebut menggunakan benang Kelsun berbahan dasar rumput laut.
“Industri fesyen menyumbang delapan persen emisi gas rumah kaca secara global. Jika kita dapat bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan-tujuan ini, kita sebenarnya dapat mulai melakukan bisnis dengan cara yang meregenerasi planet kita. Bukan hanya mengambil keuntungan darinya,” ujar McCartney.
Pameran Fesyen Berkelanjutan Menginovasi Solusi Masa Depan
Pameran tersebut telah menampikan masa depan inovasi material yang ramah lingkungan. Sebab, ada terobosan baru dalam menggunakan alternatif berbahan dasar bio dan tumbuhan sebagai pengganti plastik, kulit dan bulu hewan, serta serat tradisional.
Pameran juga tampak menarik karena setiap ruangannya bergaya 3D dengan bahan penyerap karbon dari Pure Tech. Bahan tersebut secara aktif menghilangkan partikel berbahaya dari udara.
BACA JUGA: Reclypse, Sepatu Kets dari Limbah Jaring Ikan
Selain itu, salah satu inovasi yang mereka presentasikan pada COP28 adalah alternatif berbahan dasar anggur dari Veuve Clicquot. Perusahaan tersebut menggunakan produk sampingan dari kebun anggur bersejarah milik Champagne Maison di Reims, Prancis. Anggur itu ditanam secara regeneratif di lahan yang dibeli oleh Madame Clicquot sendiri, lebih dari 200 tahun yang lalu.
Selain itu, Stella McCartney juga berkolaborasi dengan Protein Evolution, perusahaan garmen pertama di dunia yang terbuat dari poliester, kemudian mereka daur ulang secara biologis dan tanpa batas.
Stella McCartney Mewakili Industri Fesyen di COP28
Delegasi Stella akan fokus pada tiga tujuan utama. Pertama, mengadvokasi perubahan kebijakan dan peraturan untuk memberi insentif pada bisnis berkelanjutan. Kemudian, Stella menekankan soal dekarbonisasi industri dan para pemimpin bisnis perlu mendukung serta meningkatkan investasi dalam berbagai inovasi material dan proses.
Menurutnya, tanggung jawab untuk menurunkan gas rumah kaca juga ada pada merek fesyen. Mereka perlu bekerja sama dengan para pemimpin swasta dan publik untuk meningkatkan kecepatan dekarbonisasi.
Sementara itu, Stella telah menjadi pionir dalam bidang keberlanjutan dan mode sadar lingkungan selama lebih dari dua dekade. Dirinya telah mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan yang luas.
Stella pun berhasil memimpin kesadaran fesyen melalui berbagai upaya. Misalnya, berinvestasi pada alternatif yang bebas dari kekejaman, inovasi material dan proses, kemitraan strategis antarindustri. Bahkan, praktik regeneratif dan restorasi alam, ambisi sirkular, transparansi seputar dampak dan komunitas.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia