Menurut data WHO, jumlah penderita kanker di dunia terus meningkat sekitar 20% per tahun. Pada 2015 misalnya, WHO melansir 8.8 juta kematian di dunia yang disebabkan kanker. Angka tersebut 70% terjadi di negara kecil dan berkembang, seperti di Indonesia.
Prevalensi kanker di Indonesia memang termasuk tinggi. Hasil riset Kementrian Kesehatan tahun 2013, prevalensi kanker 1,4 dari 1000 penduduk Indonesia atau sekitar 347.792 orang terdiagnosis kanker. Untuk jenisnya, kanker payudara menjadi penyumbang angka kematian tertinggi, dengan prevalensi 21,5 dari 1000 orang terdiagnosis kanker.
Waspada kanker pada wanita
Dengan prevalensi 2,2% pada wanita berbanding 0,6% pada laki-laki, kasus kanker memang lebih sering menyerang kaum hawa, salah satunya kasus kanker payudara.
Spesialis Radiologi Siloam Hospital Kebon Jeruk (SHKJ), dr. Vera Nevyta Tarigan, SpRad menjelaskan, walaupun belum diketahui penyebab pasti munculnya kanker payudara, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. Misalnya haid di usia yang terlalu muda, tidak menikah, tidak menyusui, dan melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun.
Kanker payudara sendiri bukan satu-satunya yang memiliki risiko tinggi pada wanita, kanker serviks juga tidak kalah berbahayanya. Angka 40.000 kasus kanker serviks per tahun yang dilansir Kementerian Kesehatan bisa menjadi ukuran perlu diwaspadainya kanker yang menyerang bagian organ intim wanita tersebut. Terlebih tidak adanya gejala awal yang dirasakan penderita kanker serviks juga membuat penyakit ini baru terdiagnosis pada stadium lanjut dengan risiko yang tentunya lebih besar.
“Pada stadium awal biasanya kanker serviks belum memberikan gejala atau tanda apapun, jika kanker serviks telah memasuki stadium lanjut barulah timbul gejala,” kata Dr. med. Ferdhy Suryadi Suwandinata, SpOG(K-FER), dokter spesialis kebidanan dan kandungan SHKJ.
Gejala yang dimaksud dokter dengan subspesialis bedah kandungan dan tindakan pembedahan minimal invasif serta endokrinologi reproduksi tersebut adalah perdarahan setelah melakukan hubungan seksual atau keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan. Keputihan yang menjadi tanda untuk kanker serviks adalah keputihan yang berbau busuk dan bercampur darah.
Mengenali faktor-faktor penyebab risiko kanker memang menjadi hal yang penting, selain tentunya juga perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Karena baik kanker payudara maupun seviks semakin besar risikonya bagi mereka yang memiliki pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol, merokok, dan stres dan juga riwayat keluarga dengan kanker atau tumor jinak. Selain itu jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan secara rutin minimal setahun sekali, agar bisa lebih dini terdeteksi jika ada gangguan kanker.
“Sayangnya selama ini pasien kanker sering terlambat mendapatkan penanganan, karena pasien datang untuk memeriksakan diri setelah stadium lanjut,” jelas Vera.
Penulis: AT/G39