Kain ramah lingkungan nampaknya terus berkembang dari material yang tidak disangka-sangka. Kali ini, apa yang dilakukan oleh desainer Adriana Santanocito bagi dunia mode harus diapresiasi. Adriana berhasil mengembangkan kain dari limbah kulit jeruk dan mengubahnya menjadi koleksi pakaian yang indah.
Adriana Santanocito merupakan desainer asal Italia yang memiliki brand fesyen bernama Salvatore Ferragamo. Pada awalnya, Salvatore Ferragamo didirikan hanya untuk memenuhi tugas kuliah Adriana yang studi di jurusan fashion design. Namun, saat ini Salvatore Ferragamo telah berkembang luas dan memiliki cabang di berbagai negara.
Kisah Adriana mengolah limbah kulit jeruk menjadi pakaian modis dimulai pada tahun 2016. Di Italia, saat membuat jus jeruk, kurang lebih 700.000 ton kulit jeruk terbuang sia-sia per tahun. Di Italia sendiri, biaya untuk mendaur ulang limbah kulit jeruk cukup tinggi. Kondisi ini memunculkan ide Adriana untuk mengubah limbah kulit jeruk menjadi sesuatu yang lebih berguna yaitu mengubah limbah tersebut menjadi kain.
Untuk membuat kain dari limbah kulit jeruk, Adriana bekerja sama dengan Polytechnic University of Milan. Bersama mereka, Adriana memulai proyeknya dan menamainya dengan “Orange Fiber Fabric”. Hasilnya, kain yangbertekstur halus dan mengilap seperti kain sutra. Kain-kain tersebut dirancang sedemikian rupa menjadi pakaian yang menarik, lalu dipasarkan dengan merek Salvatore Ferragamo.
Kain yang terbuat dari limbah kulit jeruk tersebut dirancang menjadi blouse, gaun, celana panjang, dan juga syal. Koleksi pakaian ini memiliki potongan yang simpel dan bertekstur ringan sehingga cocok untuk digunakan saat musim panas. Meskipun terbuat dari limbah kulit jeruk, pakaian-pakaian tersebut tidak terlihat aneh sama sekali dan tidak terlihat unwearable.
Adriana memilih warna dominan monokrom seperti hitam dan putih dalam koleksi pakaian ini. Motif dalam pakaian ini didesain secara khusus oleh Mario Trimarchi, seorang arsitek dan seniman asal Italia. Ia terinspirasi dari pemandangan di Pantai Mediterranean. Motif-motif seperti bunga, dedaunan, dan buah-buahan digambarkan Mario dalam bentuk sketsa abstrak yang cantik.
Dengan menciptakan pakaian yang terbuat dari limbah kulit jeruk ini, Adriana membuktikan bahwa di bumi ini tidak ada “sampah yang sia-sia”. Ia berharap bahwa Salvatore Ferragamo dapat memicu perusahaan fesyen lainnya untuk kreatif dalam mengolah “sampah yang sia-sia” menjadi produk yang berguna.
Penulis: Anggi Rizky Firdhani