Jakarta (Greeners) – Reza Rahadian memiliki kesibukan baru. Ia, bersama aktris Eva Celia, didaulat menjadi Spoke Person untuk program “Bring Water For Life” yang diselenggarakan oleh Badan Dunia untuk Program Pembangunan (UNDP) di Indonesia. Ia pun tak segan tampil dalam satu sesi di acara Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) 2016 yang berlangsung di JCC Senayan, untuk menjelaskan program penyediaan air bersih yang dipercayakan kepadanya itu.
“Saya bantu UNDP baru sekitar satu minggu lalu. Mereka menghubungi saya,” ujar aktor yang pernah meraih Piala Citra sebagai Aktor Terbaik ini, Jakarta, Sabtu (16/04).
Dalam program penyediaan air bersih tersebut, Reza diminta untuk turut membantu pengadaan pompa air bertenaga surya atau solar system water pump di Sumba Timur. Karena, warga di sana harus menggali tanah sedalam 70 meter untuk mendapatkan air bersih.
Oleh karena itu, Reza mengajak agar setiap orang turut membantu warga yang berada di daerah Napu, Sumba Timur yang mengalami krisis air bersih. Caranya, lanjutnya, dengan turut memberikan donasi melalui laman https://kitabisa.com/bringwaterforlife.
Untuk menyediakan akses air bersih bagi sekitar 500 warga yang berada di daerah Napu, diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 350 juta. Namun hingga Sabtu (16/04), dana yang terkumpul baru terpenuhi Rp 59.253.663 atau sekitar 17 persen dari total yang dibutuhkan.
Reza yang pernah tinggal di Sumba selama tiga bulan untuk syuting film Pendekar Tongkat Emas, juga turut berupaya menggalang dana melalui teman, sahabat dan rekan sesama pekerja seni. Dalam waktu empat hari, ia mengaku telah mengumpulkan dana sekitar Rp 43 juta untuk ditambahkan dalam dana donasi.
Sebagai campaigner, Reza tidak hanya bertugas menggalang dana dalam satu tahun masa kontraknya dengan UNDP Indonesia. Ia juga mensosialisasikan program dan berkunjung langsung ke daerah-daerah yang menjadi target dalam program UNDP. Ada 17 fokus yang menjadi perhatian program tersebut, diantaranya air bersih, lingkungan hidup dan pendidikan.
Reza mengaku bahwa tahun 2012 menjadi turning point atau titik balik kesadaran baginya tentang air. Mengenai hal ini, ia mengaku bahwa sebelumnya dirinya sama seperti orang lain yang kerap menyia-nyiakan air, seperti membiarkan keran menyala saat menyikat gigi maupun memakai air dalam jumlah banyak ketika mandi.
“Saya tinggal di Jakarta dimana untuk mendapatkan air mudah, sementara di daerah lain susah air,” imbuhnya.
Sebelumnya, satu perjalan untuk keperluan film bersama Sutradara Garin Nugroho juga menjadi pengalaman yang membekas diingatannya. Di daerah itu, suplai listrik hanya tiga jam dalam satu hari dan tidak ada air bersih. Ia pun terpaksa mencuci bajunya dengan air laut.
Penulis: Renty Hutahaean