Air Quality Life Index (AQLI) baru-baru ini melaporkan bahwa polusi udara memakan nyawa lebih banyak daripada rokok dan peperangan. Selain itu, AQLI juga melaporkan bahwa pencemaran udara lebih berbahaya daripada gabungan antara penyakit HIV/AIDS, TBC dan juga malaria. Ini jelas-jelas merupakan kabar buruk bagi kita semua.
“Rata-rata warga dunia kehilangan 2,2 tahun waktu hidup mereka karena tingkat pencemaran udara yang tinggi,” tulis AQLI dalam situs resmi mereka. “India memiliki tingkat pencemaran udara tertinggi secara global dan penduduknya akan kehilangan lebih banyak tahun hidup daripada negara lain.”
Sejauh ini, diketahui bahwa setiap tahunnya polusi udara telah membunuh 4,2 juta jiwa di seluruh dunia. Menurut AQLI, polusi udara lebih memakan banyak korban di negara-negara Asia. Setelah India, negara dengan tingkat pencemaran udara tertinggi di dunia yakni Bangladesh, Nepal, Pakistan dan Singapura. Tingginya tingkat pencemaran di negara-negara tersebut didorong oleh tingginya penggunaan dan produksi bahan bakar fosil, khususnya batu bara.
“Pencemaran udara merupakan ancaman eksternal terbesar bagi kesehatan manusia di planet ini,” kata Profesor Michael Greenstone, salah satu ilmuwan AQLI, dalam Euronews. “Namun sayang, fakta ini tidak disadari dan diakui secara luas oleh banyak orang.”
AQLI juga menyatakan bahwa beberapa kota besar di Indonesia menghadapi ancaman kesehatan serius akibat tingginya angka polusi udara. Di Kota Bandung, orang kehilangan rata-rata tujuh tahun harapan hidup karena pencemaran udara. Sementara itu, rata-rata penduduk Jakarta mengalami penurunan angka harapan hidup hingga enam tahun.
Polusi Udara dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Polusi udara memberikan banyak dampak buruk bagi kesehatan manusia, baik secara fisik maupun mental. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polutan yang menimbulkan risiko tertinggi terhadap kesehatan yakni partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida dan juga ozon.
Melansir dari situs Medical News Today, paparan polusi udara dalam jangka pendek dapat mempengaruhi sistem pernapasan. Dalam jangka pendek, pencemaran udara dapat menyebabkan infeksi pernapasan, asma dan penurunan fungsi paru-paru. Pada sebagian kasus, pencemaran udara juga dapat menyebabkan permasalahan kesehatan pada mata dan kulit.
Dalam jangka panjang, polusi udara dapat menyebabkan permasalahan kesehatan yang lebih serius lagi dan dapat menyebabkan kematian dini. Bronkitis kronis, kanker paru-paru, penyakit kardiovaskular, hingga kelahiran prematur dapat terjadi akibat adanya paparan berlebih terhadap pencemaran udara. Selain itu, beberapa studi juga menemukan bahwa polusi udara dapat menurunkan tingkat kesuburan pria, memicu terjadinya diabetes, meningkatkan risiko gangguan tidur, hingga mengganggu kesehatan mental remaja.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: