Judul Buku : Platform
Penulis : Michel Houellebecq
Penerbit : Vintage, 2003
English (translated from French by Frank Wynne)
Anggaplah novel ini sebagai pernyataan seorang radikal Eropa yang berkisah tentang dekadensi moral dunia Barat. Quote Balzac yang ditaruh sebagai pengantar buku ini, “Semakin penuh godaan, semakin menarik pula hidup seseorang,” secara jelas mengantarkan kita pada cerita tentang Michel, tokoh utama dalam buku ini, dalam perjalanannya menebus dosa-dosa petualangan seksualnya.
Cerita diawali ketika Michel mendapati ayahnya mati dibunuh. Walau hal tersebut tidak mempengaruhinya secara mendalam, namun hal tersebut membuatnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannnya di departemen kebudayaan yang membosankan, dan bertualang ke Thailand, sebuah negara yang hingga kini masih dipandang eksotis oleh dunia barat.
Petualangan seks liar yang dialaminya di Thailand bukannya membuat ia merasa jijik pada pelacur Asia, tapi justru pada para pria pemakai jasa yang sebagian besar adalah orang Barat. Di sana Michel bertemu dengan Valerie, perempuan yang kemudian menjadi kekasihnya setelah ia kembali ke Paris. Bersama Valerie, yang ternyata bekerja di sebuah perusahaan tur dan travel, Michel memulai usaha turisme seks yang mempermudah akses petualangan ‘panas’ orang-orang Barat di negeri Timur. Namun tidak lama, usaha mereka dihancurkan oleh para teroris Islam.
Beberapa pernyataan kontroversial Houellebecq tersirat dalam buku ini, menjadikan buku ini sebuah bacaan multi-dimensi yang bisa membuat dada beberapa orang kembang kempis. Houellebecq mengatakan bahwa bangsa Eropa yang kini telah mapan dengan peradaban mereka, hanya layak hidup jika mereka mampu mendistribusikan kekayaan pada negara-negara lain yang telah menopang keberadaan mereka. Dan karenanya, persilangan hubungan seks sudah sepantasnya mengikuti persilangan pertukaran uang; suatu konsep di mana perbedaan ras, bentuk fisik, umur, tingkat intelektual, telah dihilangkan.
Di lain sisi, ia pun menuai kritik atas kaum agamis atas sikap kesoksucian mereka dan obsesi (melenceng) mereka pada kematian. Tidak heran apabila karena karyanya ini Houellebecq berkali-kali dituntut oleh lembaga Islam di negeri asalnya, Perancis.
Kalau Anda berpikiran cukup terbuka, coba baca, nikmati, dan renungkan buku ini. Bila Anda tertawa dan menikmatinya, Anda seorang egois yang sadar benar akan daya destruksi manusia atas diri dan dunianya. Namun tenang, mungkin benar bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis manusia, dan keduanya masuk dalam kategori orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri. Perbedaannya adalah, sebagian dari kita tidak sadar benar, dan sebagian lagi melakukannya dengan penuh kesadaran. (Ariani Darmawan)