Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang akan selalu hidup berdampingan. Apapun produk dan aktivitas yang manusia lakukan akan memberi dampak ke lingkungan. Seperti produk fesyen yang kita tahu banyak menghasilkan efek negatif terhadap lingkungan.
Ketika kita membicarakan “tren fesyen” produk berbahan kulit merupakan salah satu hal yang banyak mencuri perhatian. Tanpa kita sadari, produk berbahan kulit bisa “mematikan” lingkungan.
Biasanya produk tekstil kulit berbahan dasar kulit hewan tertentu atau kulit buatan berasal dari material plastik berbasis minyak bumi. Seperti polyurethane (PU) atau polyvinyl chloride (PVC). Keduanya amat buruk dalam proses produksi. Mereka dapat melepas zat toksin serta dapat mencemari tanah dan air tanah saat tidak lagi terpakai. Tidak hanya itu, masa pakai kulit buatan juga akan lebih singkat sehingga akan cepat menjadi limbah dan sulit terurai.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, seorang ahli produk kulit, Dr. Carmen Hijosa mengembangkan Pinatex. Pinatex merupakan alternatif produk kulit berbahan dasar tanaman yakni limbah serat daun nanas. Sebagai bahan dasar, Pinatex memanfaatkan limbah daun nanas pada perkebunan nanas di Filipina. Selain alami, material kulit tanaman juga tidak memerlukan sumber daya tambahan karena seluruhnya memanfaatkan bagian tanaman yang biasanya terbuang begitu saja.
Tidak Hanya Lingkungan, Pinatex Bantu Sejahterakan Petani Nanas
Perjalanan Pinatex bermula pada tahun 1990-an ketika Carmen menemukan produksi kulit sangat membawa dampak buruk pada lingkungan. Sejak itu ia terdorong untuk meneliti pengganti alternatif kulit yang berkelanjutan. Dalam menjalankan bisnisnya, Carmen memiliki visi untuk menghubungkan manusia, lingkungan dan ekonomi untuk menciptakan industri baru yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Karena selain dapat terurai secara hayati, Pinatex juga membantu petani nanas mendapatkan sumber pendapatan tambahan.
Proses pembuatan Pinatex atau daun nanas menjadi tekstil kulit juga menggunakan lebih sedikit sumber daya alam serta tidak menggunakan bahan kimia. Setelah musim panen nanas, daun tanaman yang tersisa akan dikumpulkan menggunakan wadah. Lalu serat panjangnya akan diekstraksi menggunakan mesin semi otomatis. Selanjutnya serat akan dicuci dan dikeringkan secara alami dengan sinar matahari.
Setelah kering serat daun nanas akan dicampur dengan asam polilaktat (PLA) berbasis jagung untuk membuat Pinafelt. Pinafelt merupakan jaring non-anyaman yang merupakan bahan dasar dari seluruh koleksi Pinatex. Sebagai sentuhan akhir, Pinafelt menggunakan pigmen bersertifikat Global Organic Textile Standard (GOTS) untuk bahan pewarnaan.
Meski terbuat dari bahan alami, Pinatex memiliki kekuatan, daya tahan, serta ketahanan air yang sama dengan produk tekstil kulit asli. Pinatex cocok dengan seluruh produk mode, seperti pakaian, alas kaki, furniture dan aksesoris. Saat ini Pinatex telah digunakan oleh lebih dari 1.000 merek di dunia termasuk Hugo Boss, H&M dan Hotel Bankside.
Penulis: Zahra Shafira
Sumber: