Petit Pli, perusahaan asal Inggris ini terinspirasi dari origami menciptakan baju yang bisa bertumbuh bersama tubuh putra-putri Anda.
Obrolan Taman Belakang bersama Swietenia Puspa Lestari dari Divers Clean Action, menyadarkan kita akan masalah darurat mengenai sampah. Tidak hanya limbah plastik yang menjadi persoalan bagi lautan Indonesia. Tetapi, sampah tekstil atau pakaian juga mencemari lautan dengan menyumbang bobot terberat. Problem ini tentu perlu kita sorot dan pecahkan, dengan inovasi pakaian seperti Petit Pli, karya Ryan Mario Yasin.
Awal Mula Terciptanya Petit Pli
Sebagai paman baru di tahun 2016, Ryan melihat betapa cepatnya pertumbuhan keponakannya yang bernama Viggo. Ia memikirkan begitu banyak pemborosan pakaian seiring kilatnya perkembangan anak-anak. Pengalaman tersebut menyulut motivasinya yang merupakan seorang insinyur penerbangan. Ia menyadari harus ada solusi baru sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Solusi yang Ryan kembangkan dari proyek tesisnya, menjadi perusahaan dengan peneliti, sosiolog perancang dan insinyur yang berkomitmen untuk tujuan yang sama. Mereka ingin menginspirasi perilaku konsumsi yang lebih baik di masa depan melalui desain inovatif. Dalam waktu 2 tahun, terciptalah Petit Pli, sebuah merek global yang terkenal dengan pendekatan desain keberlanjutan. Mereka berbasis di London, dan berdiri pada 2017.
Bertumbuh Sampai Tujuh Ukuran Berbeda
Terinspirasi oleh teknik kedirgantaraan, pakaian anak-anak yang mereka rancang dapat “bertumbuh” hingga tujuh ukuran. Sehingga secara signifikan mengurangi limbah dan emisi CO2 pada titik produksi, distribusi, dan setelah pembelian. Desain yang bekerja menyesuaikan ukuran tubuh anak yang mengenakan pakaian ini cocok untuk tingkat pertumbuhan yang tinggi pada anak-anak.
Material Pakaian Petit Pli
Setelan Petit Pli terbuat dari kain daur ulang dan memiliki konstruksi serat tunggal, yang memungkinkan pakaian yang mereka produksi dapat dengan mudah didaur ulang di akhir penggunaannya. Selain itu, rangkaian produk Petit Pli juga terbuat dari botol daur ulang. Sejak 2017, mereka telah mendaur-ulang sekitar 12.841 botol PET dengan pembuatan pakaian inovatif mereka. Garmen yang mengandung 100% poliester daur ulang ini dirancang untuk slow fashion, tahan hujan dan angin. Bahan yang mereka gunakan ringan, kuat, dan memiliki sirkulasi udara yang baik karena anak-anak adalah “atlet yang ekstrim”.
Selain memakai material daur ulang, mereka juga bermitra dengan produsen di Portugal yang memperoleh 30% energinya dari panel surya.
Struktur pakaiannya memiliki memori yang selalu menyetel ulang otomatis saat pemakaiannya dan dapat dengan mudah Anda setel ulang dengan tarikan horizontal.
Lipatan yang membuatnya dapat bertransformasi menjadi tujuh ukuran yang berbeda tidak mudah tanggal. Proses lipatan yang mereka rancang membuat lipatannya keras. Selain itu, garmen ini dirancang agar bisa dicuci dengan mesin. Mereka pun memberikan instruksi untuk pembersihan pakaian ini, misalkan dengan menggunakan deterjen teknis (seperti Nikwax Techwash).
Kemudian tidak menggunakan pelembut kain karena dapat menghilangkan daya tahan air. Untuk mengeringkannya, cukup letakkan di atas rak pengering. Jangan mengeringkannya dengan mesin dan jangan menyetrikanya. Saat menyimpan, baringkan rata di atas tumpukan.
Baca juga: Belajar dari Kota Prato, Pusat Daur Ulang Pakaian di Italia
Berbagai Penghargaan Dari Dunia Desain, Teknik, dan Mode
Dengan gabungan inovasi dan ekonomi sirkular yang mereka gagas, Petit Pli mendapatkan pengakuan dari badan pemberi penghargaan bergengsi di bidang yang mencakup desain, teknik, dan mode. Penghargaan-penghargaannya adalah UK James Dyson Award, Red Dot Design Award, H&M Global Change Award dan Dezeen Award untuk Best Wearable Design.
Tak hanya pakaian anak-anak, Petit Pli juga sedang mengembangkan desainnya dan mulai merancang pakaian untuk orang dewasa dengan konsep dasar yang sama dengan apa yang telah mereka buat.
Melalui pendekatannya terhadap keberlanjutan, Petit Pli berharap bisa menanamkan nilai mode lambat atau slow fashion pada anak-anak yang bertumbuh bersama perusahaan teknologi pakaian tersebut. Mereka berharap dapat menginspirasi anak-anak untuk menghargai umur panjang dan inovasi dalam produk paling intim dalam hidup kita, yaitu pakaian.
Penulis: Agnes Marpaung.
Sumber: