Keterkaitan manusia dan alam dalam mengelola bumi menginspirasi Vanni Leung. Berangkat dari inspirasi, praktisi mode dan wirausahawan ini membangun merek fesyen berkelanjutan, Valani. Dalam Valani, Vanni menggaungkan misi lighter living. Pada lamannya, Vanni menyebut lighter living sebagai gaya hidup yang menghormati keterhubungan bumi, penghuninya, dan sumber dayanya. Baru-baru ini Valani menelurkan mode berkelanjutan, salah satunya menggunakan bahan rami.
Valani membidik pasar mode wanita. Dalam situsnya, Vanni percaya wanita dan alam memiliki banyak kesamaan. Menurutnya, wanita berkarakter berani, ulet, dan penuh keindahan intrinsik. Gerakan dan kekuatan itulah yang menginsipirasi estetika perusahaan. Busana yang ditelurkan Valani bergaris feminin dengan sentuhan elegan.
“Misi kami adalah memberdayakan wanita untuk menjadi teladan percaya diri sambil menjaga kasih sayang untuk diri mereka sendiri, orang lain, dan planet ini,” ungkap Vanni dalam laman Valani.
Dengan mendukung inisiatif mode berkelanjutan, Valani bertujuan membuat konsumen tidak hanya merasa cantik melainkan juga dapat merasa memberi kembali kepada bumi.
Baca juga: Delapan Makanan Kaya Nutrisi saat Kemoterapi
Mode Berbahan Terurai dari Rami, Sutra Pisang dan Tencel
Koleksi teranyar Valani menggunakan bahan yang dapat terurai alami, biodegradable. Valani menggunakan hemp atau rami, sutra pisang dan Tencel. Tencel merupakan kain yang menggunakan serat alami, seperti dari kayu dan bubur kayu. Walaupun menggunakan bahan alami, Valani meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka antialergi, lembut, dan tahan terhadap bakteri.
Melansir Hemp Gazette, penggunaan rami di berbagai industri bukanlah hal baru. Rami telah digunakan untuk tekstil, tali, makanan, dan minyak selama kurang lebih sepuluh ribu tahun. Rami bukan hanya kain yang tahan lama dan memiliki daya serap, tetapi juga dapat terurai 100 persen secara hayati. Penggunaan rami dinilai lebih baik karena membutuhkan lebih sedikit air dan pestisida daripada penggunaan kapas. Untuk menanam kapas dibutuhkan banyak air dan pestisida yang menyebabkan penipisan air dan polusi.
Selain itu, sutra pisang yang digunakan perusahaan berasal dari limbah pertanian yang berkelanjutan dan dapat didaur ulang. Sutra pisang ini ditenun hingga terlihat dan terasa seperti sutra yang menjadikannya alternatif yang bagus.
Perusahaan terus berkomitmen untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Dengan misi lighter living, perusahaan berharap konsumen dapat terhubung dengannya pada level yang lebih dalam karena memiliki passion yang sama.
Penulis: Mega Anisa
Editor: Ixora Devi