Saat membayangkan Papua tentu terlintas akan keindahan alam dan kekayaan budaya masyarakat adatnya. Di sisi lain juga masih terdapat stigma bahwa kerusakan hutan justru diakibatkan oleh masyarakat lokal.
Bagi penyanyi berdarah Papua, Nowela Elizabeth Auparay, pernyataan tersebut kurang tepat. Menurutnya terdapat dua sisi yang bisa dijadikan acuan mengapa stigma tersebut terus melekat. Pertama dari sisi masyarakat adat sendiri dan sisi edukasi terhadap masyarakat adat di tanah Papua.
Baca juga: Nirina Zubir: Bersepeda Itu Sempurna
Masyarakat adat, menurut Nowela, hanya memanfaatkan sumber daya alam untuk kehidupan sehari-hari dan bukan untuk kebutuhan komersial. Ia mengatakan masyarakat lokal tidak mungkin menebang pohon sagu sebanyak satu hektar secara sekaligus.
“Saya rasa pandangan mengenai masyarakat adat yang merusak (alam) kurang tepat,” ucapnya saat siaran langsung Instagram bersama EcoNusa, Kamis, 27 Agustus 2020.
Nowela juga menuturkan bahwa edukasi di pedalaman Papua sangat terbatas sehingga memengaruhi pola pikir masyarakat setempat. Menurutnya hal tersebut seharusnya menjadi fokus pemerintah dan masyarakat Indonesia terutama dalam mengembangkan dan memberikan pengetahuan di Bumi Cenderawasih itu.
“Saya rasa yang pertama SDM (Sumber Daya Manusia), ketika pendidikan di Papua lebih maju saya rasa pemahaman lebih maju dan pemikiran pasti lebih maju,” ucapnya.
Menurutnya, pembangunan fasilitas juga perlu ditingkatkan kembali. Ia melihat selain memiliki potensi dalam bidang olahraga, masyarakat Papua memiliki potensi dalam bermusik.
Ia menambahkan saat ini potensi bermusik di Indonesia Timur sudah mulai bermunculan. Ketika ada fasilitas dan wadah untuk berkarya, kata dia, masyarakat Papua akan lebih bekualitas dalam bermusik.
“Ketika fasilitas sudah terpenuhi, tinggal mental berjuang yang mengalahkan ego. Hambatan terbesar bukan dari luar, tetapi dari diri sendiri, seperti merasa ga mampu melakukan sesuatu,” ucapnya.
Hutan Papua Menjadi Harapan Bagi Indonesia
Penyanyi jebolan ajang pencari bakat Indonesian Idol 2014 ini menuturkan, meskipun saat ini dirinya sudah tidak lagi berdomisili di Papua, ia melihat bahwa kerusakan hutan akibat deforestasi disebabkan oleh perkembangan pembangunan terutama industri.
Ia mencontohkan di Kalimantan dan Sumatera sudah banyak terjadi deforestasi demi kepentingan industri perkebunan. “Saya rasa Papua ini merupakan harapan satu-satunya hutan yang bisa kita jaga khususnya di Indonesia,” kata dia.
Nowela berharap semoga banyak masyarakat lebih peduli dan menjaga hutan Indonesia yang kini hanya tersisa sedikit. “Sehingga dengan begitu isu tentang perusakan hutan tidak terdengar lagi dan kalau bukan kita yang menjaga hutan mau jadi apa ke depannya,” ucapnya.
Penulis: Ridho Pambudi