(Greeners) – Masalah perburuan gajah demi memenuhi permintaan gading gajah kembali mencuat ke permukaan. Isu ini lantas diangkat dalam kampanye Let Elephants be Elephants (LEBE) yang diprakarsai oleh model dan presenter, Nadya Hutagalung bersama Dr. Tammie Matson, ahli gajah dan pelestari hidupan liar asal Australia, dan diluncurkan pada Selasa (22/04) kemarin.
Isu perburuan gajah menarik perhatian Nadya saat ia mendengar penuturan Tammie tentang keadaan gajah dan kondisi Afrika pada akhir tahun 2012 lalu. Perempuan yang pernah menjadi VJ MTV Asia ini mengaku kaget karena mengira perburuan gajah demi gading sudah tidak terjadi lagi.
“Saya lahir dan besar di Australia, dan saat itu memang banyak campaign tentang gading gajah. Saya ingat masa sebelum adanya pelarangan hingga sesudah adanya pelarangan. Tapi, setelah itu tidak ada lagi kedengaran masalah dengan gading gajah,” katanya.
Penasaran untuk mengetahui lebih jauh mengenai perburuan gajah, Nadya berangkat ke Afrika. Di sana ia bertemu dengan para ranger anti perburuan dan mewawancarai beberapa ahli konservasi gajah dunia. Lebih dari itu, ia melihat langsung kondisi gajah yang mati mengenaskan akibat aksi brutal para pemburu demi mendapatkan bilah gading gajah.
“Permasalahan gading gajah ini masih ada dan sangat nyata, dan ini karena konsumsi yang tinggi dari Asia,” ungkap Nadya yang saat ini menjadi duta dari organisasi World Wildlife Fund (WWF) sebagai Elephant Warrior.
“Di Thailand, ada market khusus ivory (gading) dan itu legal. Diperbolehkan. Tapi kenyataannya ivory itu asalnya dari Afrika, bukan Thailand. Aku heran lihat orang masih mau pakai ivory karena aku sendiri enggak mau pakai ivory,” ujar tuan rumah acara Asia’s Next Top Model ini. Dengan membuat proyek LEBE, Nadya berharap publik khususnya warga Asia menyadari proses mengerikan dibalik perdagangan gading gajah dan tidak lagi membeli produk berbahan gading gajah.
Selain itu, ia mengharapkan pemerintah juga mengambil aksi nyata dan berkelanjutan demi isu lingkungan. Peran pemerintah untuk memberikan pendidikan peduli lingkungan sejak dini, menurut Nadya, sudah menjadi keharusan. “Sangat berpikiran pendek bagi pemimpin yang tidak memedulikan isu lingkungan. Go green berarti segalanya, termasuk pendidikan, perempuan, pendidikan seks, komunitas, dan banyak hal. Tidak bisa hanya peduli lingkungan tapi melupakan pendidikan lingkungan. Saat pemerintah bisa menyatukan itu semua melalui pendidikan, itu adalah cara untuk peduli dengan lingkungan.”
(G08)