Jakarta (Greeners) –Pada tanggal 28 Desember 2015 lalu, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama telah menandatangani aturan yang melarang pembuatan dan pemasaran produk kosmetik yang mengandung microbeads plastik. Peraturan ini cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk produsen kosmetik dan konsumen. Pasalnya, produk kosmetik dengan microbeads penggunaannya sudah sangat meluas dan telah mendapat persetujuan dari badan kesehatan di banyak negara. Lantas, kenapa sekarang dilarang?
Menurut dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit Siloam Lebak Bulus, dr. Edwin Tanihaha, SP.KK, Dip. AAAM, MHKes, FKCCS, microbeads merupakan partikel-partikel kecil yang terbuat dari plastik. Plastik berukuran mikro ini biasa digunakan sebagai scrub untuk produk sabun muka, sabun mandi, pasta gigi,dan beberapa jenis produk perawatan tubuh lainnya.
Bahan scrub yang terdapat pada berbagai produk perawatan tubuh utamanya berfungsi sebagai pembuang kotoran dan sel kulit mati. Edwin mengatakan bahwa tidak semua scrub terbuat dari microbeads yang merupakan partikel plastik. Beberapa buah-buahan dapat pula dijadikan scrub, seperti tebu dan alpukat.
“Cuma kekurangannya, scrub yang terbuat dari buah-buahan itu mahal. Itu kenapa kebanyakan farmasi pakai scrub microbeads,” jelas Edwin saat ditemui Greeners di RS Siloam Lebak Bulus.
Edwin sendiri tidak pernah menganjurkan pasiennya untuk memakai sabun muka yang mengandung scrub. Menurutnya, ada alternatif lain selain scrub yang dapat digunakan untuk membersihkan dan menjaga kulit wajah. Ia menyatakan, sabun biasa tanpa kandungan scrub pun sudah cukup untuk membuang kotoran pada wajah dan sel kulit mati juga dapat dibuang dengan krim malam.
“Kalau saya enggak suka ngasih sesuatu yang enggak perlu. Buat saya itu enggak perlu, karena tanpa itu pun hasilnya bagus,” ujarnya.
(selanjutnya)