Pandemi Covid-19 berdampak besar pada kehidupan tiap orang. Adanya pembatasan interaksi secara fisik dengan orang lain ditambah tekanan kehidupan membuat seseorang dapat mengalami stres. Di samping itu, memikirkan segala sesuatu secara berlebihan juga berpotensi memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang hingga kerap mengakibatkan psikosomatik.
Dilansir dari pijarpsikologi.org, psikosomatik adalah penyakit fisik yang disebabkan oleh faktor psikologis. Psikosomatik berasal dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Hal tersebut merupakan salah satu dari gangguan mental yang diakibatkan oleh pola pikir atau tekanan dalam diri seseorang.
Baca juga: Mengenal Germophobia, Ketakutan Berlebih pada Kuman
Saat seseorang mendapat tekanan, tubuh akan memberikan respons saraf ke otak yang dapat meningkatkan dan mengirimkan rangsangan ke tubuh. Berikutnya, hormon adrenalin atau hormon yang biasanya muncul saat merasa takut, cemas, atau tidak aman dilepas ke dalam aliran darah. Akibatnya, detak jantung menjadi cepat atau beberapa bagian tubuh merasa nyeri.
Seseorang yang mengalami psikosomatik memiliki gejala seperti sakit perut, sakit kepala, kesulitan bernapas, dan detak jantung menjadi cepat. Penderita juga berpotensi mengalami nyeri dada, pusing, berkeringat, sulit berkonsentrasi, mengantuk, hingga mudah lupa. Simtom lain yang dapat dikenali, yakni suasana hati tidak stabil, tidak terdorong untuk produktif, terus menerus merasa sedih, kehilangan selera makan atau sebaliknya, dan pola tidur yang bermasalah.
Penanganan gangguan psikosomatik umumnya berfokus pada pemulihan mental dan fisik. Misalnya dengan cara memberikan obat-obatan dan vitamin untuk menaikkan daya tubuh. Sementara, penyembuhan mental dilakukan dengan menjalani kegiatan baru, berlibur, dan melakukan hal yang disukai. Selain itu penting juga melibatkan peran tenaga profesional atau psikiater untuk berkonsultasi. Berikut tiga cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan gangguan psikosomatik.