Jakarta (Greeners) – Memasuki puncak musim penghujan di bulan Januari dan Februari banyak wabah penyakit yang mengintai masyarakat. Genangan air hujan atau banjir dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang berasal dari hewan (zoonosis) misalnya pes dan leptospirosis.
Pes merupakan salah satu jenis infeksi bakteri yang disebabkan oleh Yersinia pestis. Wabah ini termasuk kategori menular yang dapat menginfeksi manusia dan hewan peliharaan. Penyebabnya berasal dari gigitan kuku yang hinggap di tikus. Namun, beberapa hewan lain yang dapat membawa penyakit serupa di antaranya tupai, kelinci, kucing, dan bajing.
Baca juga: BMKG: Puncak Musim Hujan Akan Terjadi Pada Januari-Februari 2020
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Penyakit (LIPI), penyakit pes disebarkan oleh Suncus Murinus atau munggis rumah. Dari hasil penyelidikan LIPI terbukti 40 persen munggis, 2 persen tikus, dan 10 persen cucurut terinfeksi virus Salmonella.
Gejala awal penyakit pes ditandai dengan demam tinggi, sakit perut, dan diare berkepanjangan yang disertai pembesaran kelenjar getah bening. Jika hal tersebut terjadi segera kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan. Wabah dapat diobati dengan dengan antibiotik, tetapi orang yang terinfeksi harus segera dirawat untuk menghindari komplikasi serius bahkan kematian.
Cara penularan pes dapat melalui gigitan kutu, menyentuh hewan maupun menghirup droplet dari orang yang batuk atau hewan yang terinfeksi.
Baca juga: Tikus Putih, Teman Peneliti Bereksperimen
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Pusat Nasional untuk Penyakit Menular dan Zoonosis (NCEZID), cara melindungi diri dari wabah pes antara lain, membasmi sarang tikus di sekitar rumah, menghindari mengambil atau menyentuh hewan mati, mengenakan sarung tangan saat menangani hewan sakit atau mati, jangan membiarkan hewan peliharaan tidur di tempat yang sama dengan pemilik, dan menggunakan pembasmi hama untuk mencegah gigitan kutu.
Sedangkan untuk hewan peliharaan, pemilik disarankan untuk memeriksa kutu pada anjing dan kucing secara teratur, menyimpan makanannya di dalam wadah anti tikus, membawa hewan yang sakit ke dokter hewan segera, dan jangan membiarkan binatang piaraan berburu atau berke;iaran di habitat hewan pengerat.
Penulis: Ridho Pambudi