Malala, Tas Tangan dari Limbah Kulit Apel

Reading time: 2 menit
Tas tangan Malala. Foto: Dezeen

Desainer furnitur terkenal asal Italia Luca Nichetto, kini merambah ke dalam dunia fesyen berkelanjutan dengan menciptakan tas tangan unik dari limbah kulit apel. Tas tangan ramah lingkungan ini ia beri nama Malala. Menariknya, nama ini terinspirasi dari aktivis pendidikan wanita Pakistan sekaligus pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2014, Malala Yousafzai.

Tas Malala secara khusus Nichetto desain dari limbah kulit apel. Material kainnya terbuat dari sisa-sisa kulit dan inti pengolahan apel yang sudah tidak digunakan. Kulit apel tersebut berasal dari perusahaan Italia Pelletteria Fusella, tepatnya dari kebun buah yang berada di wilayah South Tyrol.

Kebun tersebut menghasilkan sekitar 30.000 limbah sisa apel yang terbuang begitu saja dan berakhir di TPA. Selain mengurangi limbah ke lingkungan, produksi menggunakan kulit apel atau kulit nabati juga menjadi alternatif untuk menghindari kekejaman pada hewan.

“Saya percaya bahwa dengan mempertimbangkan situasi ekonomi, tantangan lingkungan dan krisis yang terjadi. Desain harus menyesuaikan dan mencari jawaban dalam penciptaan objek yang tahan lama dan berkelanjutan,” kata Nichetto.

Lebih lanjut Nichetto menjelaskan, pemilihan bahan dasar dari kulit apel juga karena memiliki tampilan kulit asli dan daya tahan yang cukup lama. Serta dapat mengembangkan tekstur secara lebih lembut dan menimbulkan kilau alami seiring waktu masa pemakaian.

Foto: Dezeen

Tas Malala, Ramah Lingkungan dan Multifungsi

Tas tangan Malala saat ini tersedia dalam tiga warna, yakni krem, hitam dan merah tua. Desainnya sangat mengikuti zaman dan cocok dipakai formal maupun nonformal. Tidak hanya sebagai tas tangan, Nichetto mendesain Malala dengan banyak kompartemen yakni empat kantong multifungsi. Sehingga dapat konsumen gunakan dengan mudah dan memiliki daya tampung yang besar.

Dalam debutnya pada mode berkelanjutan kali ini, Nichetto menggandeng merek produk khusus kulit vegan yang berbasis di New York yakni Angela Roi untuk memproduksi tas berkelanjutan Malala.

Sebagai rekan bisnis dan produsen kulit vegan, Founder Angela Roi Lee juga secara konsisten mencari opsi material yang lebih baik. Ia juga berharap dapat menggunakan material 100 % bebas plastik yang dapat terurai secara hayati seiring kemajuan teknologi.

Selain Malala, perusahaan Belanda Beyond Leather juga memanfaatkan limbah kulit apel sebagai bahan dasar produknya yakni kulit vegan Leap.

Penulis: Zahra Shafira

Editor : Ari Rikin

Sumber:

Dezeen

Top