Mengubah barang lama menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali sekaligus bernilai seni, membutuhkan lebih dari sekadar kreatifitas. Mai-Lei Pecorari, stylist yang kini mengubah imej menjadi desainer ini nampaknya tidak hanya kreatifitas, melainkan juga bakat. Lewat tangan wanita keturunan Jepang ini, terciptalah koleksi-koleksi “artsy” (bernilai seni) yang terangkum pada brand Kin-tsugi Goods.
Kin-tsugi Goods terinspirasi dari seni Jepang kuno yang muncul sekitar akhir abad ke 15. Saat itu, seniman istana memperbaiki keramik menjadi lebih bernilai dari sebelumnya. Inspirasi ini membuat Pecorari mengubah baju-baju lama menjadi pakaian yang dapat digunakan kembali. Ia pun ingin mengolaborasikan keterlibatan dengan dunia ramah lingkungan dan seni yang indah.
“Saya ingin menggabungkan antara desain estetik yang saya buat dengan keinginan saya untuk melawan cepatnya pergerakan industri fesyen,” ujar Pecorari, seperti yang dilansir dari Ecouterre.
Pecorari melihat bahwa banyak pakaian yang terbuang. Ia terobsesi untuk mencari pakaian bekas yang berkualitas bagus dan klasik di toko pakaian loak, kemudian memperbaharuinya menjadi barang fashionable-but-artsy ala Kin-tsugi.
“Saya ingin mempunyai surga ideal menurut saya, dimana konsumen hanya akan mendapatkan produk yang well-made,” tambah Pecorari.
Kecintaannya terhadap kualitas barang-barang lama pun membuat Pecorari ingin konsumen dapat menggunakan koleksinya yang kekinian, namun berkualitas dan tahan lama selayaknya barang-barang lama yang masih bertahan bahkan hingga lebih dari 10 tahun tersebut. Semua yang dilakukannya dengan koleksi ini hanyalah dengan melakukan 100 persen mengolah baju-baju lama tersebut.
Secara desain, Pecorari memberikan aksen khas berupa corak cipratan cat pada permukaan koleksi pakaian pakaiannya. Corak tersebut menambah nilai seni pada desain-desain pakaiannya yang chic dan kasual. Pemilihan potongan yang berlayer juga dijadikan andalan oleh Percorari yang menambah kesan artsy pada setiap detail rancangannya.
Penulis: DR/G16