Life on Our Planet merupakan sebuah seri dokumenter alam yang mengeksplorasi pertarungan konstan untuk bertahan hidup dan penguasaan di bumi sepanjang sejarahnya.
Sobat Greeners, sadarkah kamu bahwa selama 3,8 miliar tahun usia planet bumi ini, jutaan spesies dari berbagai makhluk hidup telah menghadapi perjuangan yang konstan untuk tetap mempertahankan hidupnya?
Sebagai contoh, manusia di zaman sekarang hanya dapat melihat seperti apa kehidupan yang ada di planet ini. Selain itu, seluruh spesies telah hidup dan punah selama bertahun-tahun sebelum kehidupan manusia dimulai. Hanya spesies yang beradaptasi dan berevolusi untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang masih ada.
Nah, Sobat Greeners penasaran, kan, seperti apa bentuk dan suasana kehidupan makhluk prasejarah itu? Yuk, simak penjelasannya, ya!
Menceritakan Makhluk Prasejarah Berjuang
Dilansir Collider, platform Netflix akan segera merilis serial dokumenter terbarunya bertajuk Life on Our Planet. Melalui trailer yang rilis di kanal YouTube resmi tersebut, para penonton dapat melihat tampilan visual unik. Ada berbagai jenis makhluk prasejarah yang menyertai bagian panjang kehidupan di dunia ini.
Life on Our Planet menceritakan kisah dari berbagai makhluk prasejarah di planet bumi, serta cara mereka berhasil menaklukkan tantangan perubahan zaman dan berhasil bertahan hidup.
BACA JUGA: The Social Dilemma, Bongkar Sisi Gelap dalam Bermedia Sosial
Life on Our Planet juga menampilkan kisah perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan mendominasi planet bumi melalui penceritaan yang unik.
Meskipun sekarang ini hanya tersisa 20 juta spesies yang masih bertahan hidup, dahulu kala planet bumi yang kita tinggali ini memiliki jauh lebih banyak makhluk purba yang menakjubkan. Contohnya, dinosaurus yang berkeliaran di daratan dan makhluk-makhluk laut yang lebih mirip monster yang berenang di lautan.
Hasil Kolaborasi Steven Spielberg
Sebagai tambahan informasi, Amblin Television milik sutradara Steven Spielberg menggarap produksi serial dokumenter alam Life on Our Planet menjadi delapan bagian. Morgan Freeman akan menarasikan serial tersebut.
Tim produksi Silverback Films, yang merupakan tim produksi di balik pemenang Emmy yang bertajuk Our Planet, kembali menciptakan Life on Our Planet dalam kemitraan dengan Amblin Entertainment.
Makhluk-makhluk prasejarah ini merupakan dinasti yang benar-benar terlihat menakjubkan yang pernah menguasai kehidupan di planet ini. Namun, peristiwa bencana dan alam telah mengguncang kehidupan hingga ke dasarnya berkali-kali. Freeman memulainya dari makhluk paling awal hingga makhluk mikroba terkecil hingga umat manusia saat ini.
Menampilkan Detail yang Menakjubkan
Tidak hanya itu, untuk menghidupkan kembali berbagai makhluk prasejarah dalam serial ini, serial dokumenter alam Life on Our Planet berkolaborasi dengan Industrial Light and Magic. Itu merupakan salah satu perusahaan yang memiliki standar industri dalam hal efek dan produksi virtual.
Hasil karya mereka tampil secara penuh dalam trailer. Makhluk-makhluk yang tampak agung tersebut tampak kembali hidup dengan detail yang menakjubkan. Lingkungannya tampak jauh berbeda dari lingkungan masa kini.
BACA JUGA: We Are Traffic! Dokumenter yang Soroti Kemacetan Lalu Lintas
Tentunya, dimulai dari dinosaurus yang berkeliaran di planet yang hijau dengan serangga raksasa dan gunung berapi yang bergemuruh. Kemudian, ada mammoth berbulu dan harimau bertaring tajam yang menerjang padang rumput bersalju pada zaman es. Ada pula makhluk-makhluk mengerikan yang mengintai di dalam lautan. Semuanya mendapatkan sentuhan sinematik yang sangat keren.
Nah, buat kamu yang sudah tidak sabar untuk menyaksikan serial dokumenter alam tersebut, Life on Our Planet akan tayang perdana di Netflix pada 25 Oktober 2023. Menandai upaya mereka untuk lebih banyak konten sejarah alam, serial ini merupakan salah satu dari enam seri yang diumumkan pada November 2022, termasuk Our Universe dan Our Planet II yang telah dirilis sebelumnya, serta Our Oceans dan Our Living World pada tahun 2024 serta Our Water World pada tahun 2025.
Penulis: Maula Sulthoni
Editor: Indiana Malia