Tidak hanya sampah plastik, fesyen juga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia. Menurut beberapa sumber, dampak yang dihasilkan tidak main-main. Berdasarkan data dari Our Reworked World, sebanyak 33 juta ton tekstil di Indonesia, satu juta ton di antaranya berakhir menjadi limbah tekstil.
Selain itu, menurut Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris Alan Wheeler, industri pakaian berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia.
Begitu juga dengan proses pembuatan celana kesayangan kita semua yakni denim. Tidak hanya limbah tekstil, ternyata proses ini bisa mengakibatkan polusi air yang bisa mengancam sungai dan laut menjadi tercemar.
Menjadi pekerja dalam industri fesyen selama beberapa tahun, ternyata Ester Knight juga merasakan kekhawatiran yang sama. Alih-alih meninggalkan industri yang membesarkannya, ia justru membuat brand lokal Inggris berkelanjutan yang fokus pada lingkungan dan sosial bernama Fanfare Label.
Sejalan dengan misinya, Fanfare Label baru saja meluncurkan koleksi denim daur ulang pertamanya yang menggunakan kapas daur ulang pascakonsumsi dan kapas organik. Koleksi ini mereka produksi di pabrik bersertifikat dan terbuat dari 69 % katun organik, 20 % denim daur ulang pascakonsumsi. Kemudian 9 % botol daur ulang dan 2 % poliester daur ulang.
“Kita dapat menggunakan pakaian untuk menekankan perubahan, keadilan, dan kebebasan. Label membuat pakaian unik dengan menggabungkan tekstil lama dan baru,” papar Ester pada situs resmi Fanfare Label.
Denim Kantongi Sertifikat Berkelanjutan Dunia
Fanfare Label juga menggunakan teknologi terbaru untuk mencegah polusi air pada pembuatan denim. Brand lokal Inggris ini menggunakan teknologi laser untuk menentukan warna jeans. Sehingga, hal ini dapat menghemat air hingga 92 % daripada produksi denim secara konvensional pada umumnya.
Karena itu, tidak heran jika denim ini mengantongi empat sertifikat berkelanjutan internasional sekaligus. Seperti Global Organic Textile Standard (GOTS), Global Recycle Standard (GRS), Organic Content Standard (OCS), dan Oeko-Tex.
Meski terbuat dari bahan-bahan daur ulang, jeans keluaran Fanfare Label juga Ester rancang agar memiliki masa waktu pakai yang lama dan mudah untuk didaur ulang. Mereka melepas semua aksesoris dan menggantinya dengan bordir untuk memastikan celana ini dapat mereka daur ulang seluruhnya.
“Fanfare Label menawarkan solusi sederhana untuk masalah fesyen. Koleksi kami menuju perubahan yang positif. Menetapkan standar untuk keberlanjutan dan industri baru yang sangat menghormati manusia dan planet,” jelasnya.
Mereka juga mengurangi jumlah label pada jeans dengan mencetaknya di saku bagian dalam. Bahkan tidak hanya bahan, mereka juga menggunakan kancing dan risleting daur ulang yang dapat konsumen lepas pakai.
Penulis: Zahra Shafira
Sumber: