Putu Ayu Saraswati, pemenang Putri Indonesia Lingkungan 2020, bercerita soal komunitas lokal yang menginspirasinya. Setelah menjabat selama enam bulan, banyak cerita yang dia timba dari pengalamannya terjun langsung menyoroti pelbagai permasalahan alam. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali ini lantas mendorong pemerintah untuk mendengar suara generasi muda.
“Dulu dengan segala keterbatasan, pemuda Indonesia memberi kita perubahan, kemerdekaan yang sampai saat ini kita rasakan. Sekarang salah satu musuh kita adalah perubahan iklim. Kita perjuangkan untuk memberi kemerdekaan bagi lingkungan di masa mendatang,” ucapnya saat menghadiri webinar Pojok Iklim, Climate Change, We Pledge, Rabu (28/10/2020).
Menurut Ayu, untuk meyakinkan pemerintah terkait suara generasi muda, tidak boleh hanya berorientasi pada kuantitas. Pemerintah juga seyogyanya fokus dengan kualitas dan dedikasi dari pemuda yang terlibat.
“Jadi, kita bukan hanya sekadar speak up tapi kita buktikan disertai dengan langkah dan juga modal yang nyata. Hal ini tentu bisa mulai dari diri sendiri lalu menyebarkannya ke orang-orang di sekitar kita. Misal ada isu-isu yang kita rasa problematik dan kita punya suara untuk sampaikan kepada para pemangku kebijakan, maka kita membutuhkan gagasan yang terstruktur dari beragam sumber,” terang Ayu.
Dara kelahiran Denpasar, 6 Juni 1997 itu juga menambahkan bahwa pemuda selaiknya mengupayakan agar pemangku kebijakan dapat memiliki kesempatan berdialog secara terbuka untuk mendiskusikan pengalaman yang mereka miliki.
“Karena hal ini tidak bisa hanya diperjuangkan secara inidividual. Kita butuh untuk bergabung dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama, yang juga cinta terhadap lingkungan dan memiliki power untuk menciptakan gerakan yang lebih besar. Termasuk menguatkan kerja sama dengan pemerintah,” ujarnya.
Baca juga: Teh Rambut Jagung, Ramuan Alami bagi Penderita Hipertensi
Putu Ayu Saraswati: Masyarakat Harus Apresiasi Komunitas Lokal Setinggi-tingginya
Selama menjabat sebagai Putri Indonesia Lingkungan, Ayu mengaku senang karena punya kesempatan bertemu dengan banyak komunitast lokal. Meski komunitas lokal ini tidak memiliki anggota begitu banyak, tetapi mereka mampu berkolaborasi dengan komunitas lokal lainnya. Mereka juga secara aktif bekerja sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam membuat program lingkungan yang konkret.
“Contohnya seperti saat aku berkunjung ke Bengkulu. Di sana aku bertemu dengan komunitas pecinta alam yang hobinya panjat tebing. Tadinya aku berpikir mereka sekadar hobi melakukan panjat tebing. Setelah aku mengenal lebih dekat ternyata mereka tidak hanya hobi panjat tebing, mereka juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap alam. Mereka aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan seperti pemugaran alam, clean up, penanaman pohon, dan banyak lainnya,” tutur Ayu.
Lebih jauh, Ayu menyadari signifikansi komunitas tiap daerah. Walaupun kecil, lanjutnya, komunitas ini memiliki pergerakan untuk alam yang sangat membantu proses pemulihan alam itu sendiri.
“Selain itu, aku juga berkenalan dengan founder komunitas Sahabat Ciliwung. Ternyata komunitas ini juga luar biasa karena mereka punya program yang bukan hanya melakukan clean up di sungai yang tercemar, tetapi juga memberi edukasi bagi masyarakat. Mereka mengajak mengembangkan destinasi wisata di sekeliling sungai Ciliwung. Komunitas lokal yang tadinya tidak aware tentang mengapa mereka perlu menjaga daerah tempat tinggalnya, kini mulai teredukasi melalui pelatihan yang diberikan,” lanjutnya.
Berdasarkan pengamatan Ayu, dampak dari kegiatan tersebut tidak hanya baik secara lingkungan dan kesehatan. Kegiatan ini juga membantu membangun ekonomi masyarakat lokal.
“Nah, dari komunitas kecil itu aku belajar bahwa luar biasa apabila kita bisa menginfluence masyarakat sekitar daerah yang tercemar untuk sadar. Kita bisa tawarkan mereka, ada bonusnya kalau kita menjaga lingkungan. Dan yang mendapat bonus itu nanti mereka semua juga. Tentunya manfaat ini berkelanjutan,” terang Ayu.
Dia menambahkan, selain dapat menjadi inovasi di bidang ekonomi, komunitas lokal yang tulus melakukan kegiatan lingkungan juga membantu warga lokal merasa senang, karena tidak ada paksaan. Komunitas lokal ini pun, lanjutnya, berkomitmen dalam gerakan lingkungan. Menurut Ayu, gerakan ini layak mendapat apresiasi setinggi-tingginya.
Penulis : Zury Muliandari
Editor: Ixora Devi