Jakarta (Greeners) – Belum lama ini terdengar kabar bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti mencabut izin 15 perusahaan yang tergabung di dalam empat grup perusahaan atas dugaan praktek kejahatan perikanan di Indonesia. Ini bukan kali pertama Susi melakukan tindakan tegas untuk menjaga kelautan Indonesia.
Sikap tegas Menteri Susi tersebut mendapat dukungan dari Kaka “Slank” yang sudah beberapa kali melakukan diving di beberapa daerah di Indonesia. Ia pun menyatakan diri sebagai salah satu orang yang beruntung karena memiliki menteri yang paham dan tahu betul tentang kelautan di Indonesia.
“Menteri Susi sudah melakukan banyak terobosan mengatasi illegal fishing dan menteri yang satu ini lebih mengerti tentang laut, musimnya ikan, dan di mana saja ikan itu hidup,” ujar Kaka saat diwawancara usai peluncuran single terbaru Slank bertajuk “Halal”.
Bercerita dari pengalaman menyelam yang ia lakukan, Kaka mengatakan bahwa pada dasarnya laut Indonesia masih banyak yang “perawan”. Namun, kondisi yang masih alami tersebut malah rusak oleh aktivitas nelayan yang tidak bertanggung jawab.
“Laut yang masih perawan itu justru yang aku tahu banyak diperkosa oleh nelayan-nelayan yang tidak bertanggungjawab atau nelayan-nelayan yang enggak tahu tentang perusakan laut seperti penggunaan bom, racun dan pukat harimau,” tambahnya.
Kegiatan menyelam yang membawanya melihat kondisi sepuluh titik penyelaman di Indonesia, membuatnya cukup mengelus dada karena tujuh di antaranya rusak karena bom, kegiatan nelayan yang menjaring semua ikan, dan merusak terumbu karang dengan menginjak-injaknya.
Pria bernama asli Akhadi Wira Satriaji ini mengatakan bahwa ia ingin membantu program kerja yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia merasa, tugasnya saat ini adalah mendatangi laut-laut perawan lainnya untuk diberitahukan kepada Menteri Susi agar dapat ditangani dengan tegas.
Mengenai pemusnahan kapal asing yang tertangkap melakukan tindakan melanggar hukum di perairan Indonesia, vokalis Slank ini meminta Menteri Susi agar melakukan pemusnahan kapal asing di pinggir laut. Menurutnya, hal ini akan bermanfaat nantinya baik bagi ikan serta penyelam-penyelam yang datang untuk melakukan aksinya.
“Memang belum sempat kusampaikan pada Ibu Menteri, tapi sebaiknya pengeboman kapal asing yang ilegal itu kalau bisa jangan terlalu di tengah laut tapi sedikit ke pinggir. Kalau tenggelam, kapal karam itu dapat berfungsi sebagai rumah ikan dan penyelam pun bisa mengunjungi kapal karam itu sebagai spot baru,” tutupnya.
Penulis : Gloria Safira