Sobat Greeners, belakangan ini populasi ular dikabarkan sedang meningkat dan penyebarannya telah sampai memasuki wilayah pemukiman penduduk terutama di wilayah Depok & Tangerang Selatan (Bintaro, Ciputat, BSD dan sekitarnya).
Menurut Aji Rachmat, selaku ketua dan pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia, hal tersebut bisa terjadi akibat rantai makanan ular yang terputus dan ular selalu mengikuti kemana pun mangsanya pergi.
“Kebanyakan mangsa ular adalah kadal, kodok dan hewan hama seperti tikus. Tapi ular bukan hama, jadi gak boleh dibunuh juga. Justru ular bermanfaat bagi ekosistem kita.”ujar Aji kepada Greeners ketika dihubungi via WhatsApp.
Selain itu, Aji juga meminta masyarakat untuk tidak membunuh ular, karena tanpa ular nantinya akan ada ledakan populasi ular spesies lain di ekosistem. Untuk mengantisipasi dan meminimalisir resiko serangan ular berbisa, yuk simak berikut adalah tips penanganan ular yang kami dapatkan dari Yayasan Sioux Ular Indonesia :
1.Tutup semua lubang drainase atau saluran lainnya.
Penutupan lubang bisa mengunakan kawat nyamuk, lalu taburkan karbol atau obat pel pada setiap setiap lubang saluran air bagian dalam (kamar mandi, tempat cuci piring, dll) dan luar rumah (drainase). Jangan taburi ular dengan garam, faktanya ular tidak takut garam karena tubuhnya memiliki sisik. Selain itu, ular juga tidak terpengaruh pada belerang, obat rayap dan semut.
Ular sensitif atau tidak suka pada bau menyengat baik yang alami maupun yang kimia karena bisa menganggu penciumannya. Jangan menaburkan zat kimia secara berlebihan di lubang saluran air karena dapat membuat ular berpindah ke gudang, kamar atau ruangan yang dihuni banyak tikus. Ular tidak bersarang, dia hidup secara nomaden mengikuti bau mangsanya.