Jangan Abaikan Overthinking! Kenali 5 Risikonya bagi Kesehatan

Reading time: 2 menit
Ilustrasi overthinking. Foto: Freepik
Ilustrasi overthinking. Foto: Freepik

Overthinking atau berpikir berlebihan kini menjadi kebiasaan yang sering dihadapi oleh anak muda dalam kesehariannya. Hal ini dapat menjadi masalah serius. Sobat Greeners, jangan anggap remeh kebiasaan overthinking ini, karena dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.

Dilansir Halodoc, overthinking adalah kecenderungan seseorang untuk memikirkan atau merenungkan sesuatu secara berlebihan atau berulang-ulang. Seringkali, mereka terjebak dalam siklus pemikiran yang sulit dihentikan, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional.

Jika kebiasaan kegelisahan dan kekhawatiran ini terus berlanjut, akan ada potensi dampak pada kesehatan fisik dan mental. Berikut beberapa dampak yang terjadi akibat berpikir berlebihan:

1. Berpengaruh pada Kinerja Otak

The Health Site melansir bahwa dampak berpikir berlebihan dan stres sangat berpengaruh pada kinerja otak. Stres dapat mempengaruhi organ ini secara mendalam, di mana kortisol dapat merusak dan membunuh sel-sel otak di hipokampus.

Selain itu, berpikir berlebihan secara kronis dapat mengubah fungsi otak dengan memengaruhi struktur dan konektivitasnya. Penelitian dari University of California, Berkeley menunjukkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan masalah mental seperti kecemasan dan gangguan suasana hati.

2. Memengaruhi Sistem Pencernaan

Selain berpengaruh pada kinerja otak, overthinking atau berpikir secara berlebihan dapat memicu stres yang berdampak negatif pada sistem pencernaan. Paparan stres dapat menyebabkan berbagai masalah gastrointestinal, seperti penyakit radang usus, sindrom iritasi usus besar, perubahan motilitas gastrointestinal dan sekresi lambung, peningkatan permeabilitas usus, serta perubahan pada mikrobiota usus.

3. Merusak Kesehatan Kulit

Ketiga, kecemasan, stres, dan kebiasaan overthinking yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada kesehatan kulit. Stres emosional akibat overthinking dapat memengaruhi atau bahkan memperburuk berbagai kondisi kulit, seperti psoriasis, dermatitis atopik, pruritus, alopecia areata, dan dermatitis seboroik.

Stres dapat memicu peradangan dalam tubuh, menyebabkan flare-up atau peningkatan gejala pada kulit. Sistem kulit yang kompleks, yang melibatkan interaksi antara sistem endokrin dan sistem kekebalan tubuh, juga dapat terpengaruh oleh stres kronis, memperburuk kondisi penyakit kulit tersebut.

4. Menekan Sistem Kekebalan Tubuh

Pernahkah kamu merasa sering jatuh sakit saat mengalami stres atau kecemasan? Ini disebabkan oleh pelepasan kortisol dalam tubuh akibat stres, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ketika pertahanan alami tubuh tertekan, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

5. Naiknya Tekanan Darah

Selain empat dampak di atas, overthinking yang berkepanjangan dapat merampas ketenangan pikiran, memicu stres yang berpotensi menyebabkan peningkatan tekanan darah. Bahkan, hal ini bisa meningkatkan risiko masalah jantung, seperti stroke atau serangan jantung.

Tingkat stres yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, dan kamu mungkin lebih cenderung mengadopsi kebiasaan tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Hal itu dapat berdampak negatif pada kesejahteraan secara keseluruhan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top