Gaya hidup berkelanjutan banyak masyarakat adopsi akhir-akhir ini. Gaya hidup tersebut membuat masyarakat harus memilih dan memilah produk untuk mengurangi jejak karbon dan mengurangi timbulan sampah. Salah satunya saat ingin membuat ruang bermain anak ramah lingkungan. Cara ini sekaligus bisa menularkan gaya hidup berkelanjutan mencintai bumi pada generasi mendatang.
Sebagai contoh sederhana, Sobat Greeners bisa membiasakan anak-anak membuang sampah pada tempatnya. Kamu juga bisa mengajari mereka membawa bekal makanan atau botol minuman ke sekolah untuk mengurangi timbulan sampah.
Jika Sobat Greeners ingin Agar lebih terbiasa, kamu juga bisa mengenalkan mereka dengan ruang bermain yang lebih ramah lingkungan Sobat Greeners! Seperti pemilihan mainan dan beberapa furnitur berkelanjutan. Dengan begitu, mereka juga bisa belajar dan mengetahui bahwa hal-hal tersebut penting untuk kita lakukan.
Melansir dari Livekindly, berikut tips untuk menciptakan ruang bermain anak yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
1. Hindari Mainan Berbahan Dasar Plastik
Sangat disayangkan, saat ini sebagian besar mainan anak yang beredar di pasaran berbahan dasar plastik. Mainan ini justru harus orang tua waspadai, karena beberapa plastik mengandung bahan kimia seperti polyvinyl chloride (PVC), phthalates, polystyrene, dan bisphenol A dan dapat beracun bagi anak-anak.
Selain berbahaya bagi kesehatan anak, mainan dari plastik tentu membahayakan lingkungan. Baik pada proses pembuatan dan penghancuran. Plastik yang mengandung PVC akan melepaskan dioksin yang dapat merusak lapisan ozon. PVC juga jadi plastik yang paling tidak bisa didaur ulang karena jumlah aditifnya.
Sebagai mainan alternatif, Sobat Greeners bisa memberikan si kecil mainan yang terbuat dari kayu. Selain lebih aman dan ramah lingkungan, mainan kayu juga memiliki masa pakai yang lama. Sehingga bisa digunakan secara turun-temurun atau bisa kamu hibahkan kepada teman ataupun kerabat yang masih mempunyai anak kecil.
2. Pilih Mainan yang Memiliki Masa Pakai Lama
Tips ini sangat berkaitan dengan tips sebelumnya, biasanya anak-anak cenderung ingin memiliki semua mainan pada toko mainan anak-anak. Namun ketika berbelanja, Sobat Greeners harus memastikan beberapa hal, sebaiknya kamu memilih mainan yang mempunyai manfaat bagi si kecil.
Lalu pastikan apakah mainan tersebut cocok dengan usia anak, dan yang terpenting mengecek terlebih dahulu apakah mainan tersebut memiliki bahan dasar yang kokoh dan tidak mudah rusak. Beberapa hal tersebut akan membantu Sobat Greeners agar tidak impulsif dan menghindari penumpukan sampah mainan anak.
3. Gunakan Perabotan Ramah Lingkungan
Untuk ruang bermain anak, Sobat Greeners harus memilih perabotan yang tidak memiliki ujung atau sudut yang runcing agar tidak berbahaya. Selain itu furnitur yang besar dan berat juga lebih baik tidak kamu letakkan di ruang bermain anak. Pada ruangan mainan anak, Sobat Greeners cukup menaruh keranjang anyaman yang terbuat dari bahan alami sebagai wadah untuk menyimpan mainan ataupun pengganti tempat sampah plastik.
4. Memilih Furnitur Multifungsi
Ruang bermain anak biasanya tidak memiliki ruangan yang besar. Karena itu Sobat Greeners harus kreatif dalam memilih barang dan juga fungsinya, atau kamu bisa menambahkan rak yang bisa ditempel pada dinding ruangan.
Hal selanjutnya adalah Sobat Greeners bisa mempertimbangkan jejak karbon dari barang-barang furnitur yang kamu beli. Usahakan melakukan pembelian furnitur dari toko dekat rumah, karena apabila furnitur dikirim dari luar kota maka akan memiliki jejak karbon yang lebih besar daripada toko dekat rumah.
5. Hindari Penggunaan Cat Berbahaya
Selain perabotan, cat juga harus Sobat Greeners pastikan agar aman bagi kesehatan anak dan juga tidak berbahaya bagi lingkungan. Pasalnya saat ini masih banyak penggunaan cat yang mengandung bahan kimia berbahaya atau mengandung bahan timbal.
Sebagai pilihan cat, Sobat Greeners bisa memilih cat non-Volatile Organic Compound (VOC). VOC sendiri merupakan bahan kimia yang terkandung dalam cat dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Dampaknya buruknya yakni dapat mengiritasi saluran pernapasan, sakit kepala, mual hingga kerusakan hati.
Penulis: Zahra Shafira
Sumber: