Selama ini osteoporosis selalu diidentikkan dengan penyakit yang menyerang orang berusia lanjut. Namun faktanya, penyakit yang satu ini dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali anak muda, baik pria maupun wanita. Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi dari Halimun Medical Centre Jakarta, dr. Briliantono M. Soenarwo, Sp.OT, FICS, MD, PhD, MBA, menuturkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memicu osteoporosis pada anak muda.
“Anak muda yang berusia antara 20 hingga 30 tahun juga bisa terserang penyakit osteoporosis, sangat bisa. Meskipun tulang mereka masih memiliki massa yang banyak, tetap saja tulang mereka dapat mengalami kerusakan. Osteoporosis pada anak muda biasanya disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti gemar merokok, minum-minuman beralkohol, pola makan tidak teratur, dan gemar mengonsumsi junk food,” paparnya ketika dihubungi oleh Greeners melalui telepon pada hari Selasa (17/10).
“Jarang melakukan aktivitas fisik, jarang mengonsumsi makanan mengandung kalsium dan vitamin D, serta jarang terpapar sinar matahari juga merupakan faktor yang dapat mempercepat proses osteoporosis pada seseorang,” tambahnya.
Osteoporosis sendiri merupakan penyakit tulang yang disebabkan oleh menurunnya massa pada tulang sehingga tulang menjadi rusak. Kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-minuman beralkohol ternyata dapat meningkatkan risiko kerusakan pada tulang. Briliantono menjelaskan bahwa minuman beralkohol dapat menghalangi proses pembentukan massa tulang karena minuman tersebut bersifat racun bagi tubuh. Minuman beralkohol dapat membuang zat kalsium dalam tubuh. Padahal, kalsium merupakan zat pembentuk tulang yang paling utama.
“Minuman beralkohol akan membuang kalsium bersama dengan urin. Selain itu, zat nikotin pada rokok juga dapat mempercepat proses penyerapan tulang. Akibatnya, proses pengeroposan atau pelapukan pada tulang pun akan lebih cepat terjadi pada orang berusia muda,” jelasnya.
Jumlah kasus terus meningkat
Angka penderita osteoporosis di Indonesia ternyata cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada tahun 2011 ditemukan sebanyak hampir 1.700 kasus osteoporis di Indonesia. Kebanyakan, penyakit tersebut menyerang wanita berusia 40 hingga 99 tahun.
“Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, terutama bagi wanita. Wanita yang sudah mengalami menopause memiliki risiko empat kali lipat lebih besar untuk terkena osteoporosis dibanding dengan pria karena mereka sudah tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Padahal, hormon estrogen berfungsi untuk melindungi tulang, jantung dan kulit,” papar Briliantono.
Briliantono juga mengaku dirinya kini sering menghadapi pasien dengan usia lebih muda dengan keluhan osteoporosis.
“Setiap tahun semakin bertambah jumlahnya (jumlah pasien osteoporosis berusia muda). Hal ini cukup membuktikan bahwa banyak anak muda di Indonesia masih kurang perhatian terhadap kesehatan. Rupanya kesadaran mereka terhadap pentingnya menerapkan gaya hidup sehat masih rendah,” ujar dokter yang juga tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia ini.
Perlu diketahui, osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang bersifat silent killer. Osteoporosis telah membunuh cukup banyak jiwa, terutama wanita. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi Kemenkes RI, sebanyak 24 persen kematian terjadi pada tahun pertama setelah patah tulang panggul yang disebabkan oleh osteoporosis. Meski osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, bukan berarti penyakit yang satu ini kehadirannya tidak bisa kita cegah.
“Osteoporosis masih bisa dicegah dengan berbagai cara. Supaya tulang kita terhindar dari ancaman osteoporosis, kita harus memperbaiki asupan makanan. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D. Konsumsi sayur-mayur, buah-buahan, dan ikan laut juga perlu ditingkatkan. Selain itu, hindari pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum-minuman beralkohol,” ujarnya.
Selain itu, Briliantono juga menyarankan kita untuk rajin berolahraga, minimal sebanyak tiga kali dalam seminggu. Lakukan olahraga dalam durasi 30 hingga 60 menit. “Dengan rutin berolahraga, massa tulang akan terangsang. Semakin sering tubuh digerakkan, semakin sering pula otot memacu tulang untuk membentuk massa,” ujarnya.
Sebagai informasi, setiap tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day). Hari Osteoporosis Sedunia diprakarsai oleh Yayasan Osteoporosis Internasional (IOF) dan diperingati untuk pertama kalinya pada tahun 1996. Diperingatinya Hari Osteoporosis Sedunia memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan dampak dari osteoporosis. Selain itu, kepedulian masyarakat global terhadap kesehatan tulang juga diharapkan dapat meningkat melalui hari peringatan ini.
Penulis: Anggi Rizky Firdhani