Unik, nyentrik, dan lain daripada yang lain adalah kesan pertama yang akan kita dapatkan ketika melihat koleksi tas dari Gunagoni. Koleksi tas dari Gunagoni terlihat begitu natural dan sederhana. Tidak ada penambahan warna, tidak ada pernak-pernik berlebihan yang tersemat, serta tidak ada motif yang rumit. Semua terlihat begitu apa adanya.
Gunagoni merupakan sebuah brand lokal asal Sleman, Yogyakarta, yang berfokus pada produk fesyen berbahan dasar karung goni. Gunagoni didirikan oleh Andreas Bimo Wijoseno pada tahun 2014.
Kisah diciptakannya Gunagoni bermula pada saat Andreas sedang pergi ke pasar tradisional, dan di sana ia melihat banyak sampah karung goni. Tidak berpikir panjang, sampah karung goni tersebut dibeli oleh Andreas tanpa tahu harus dijadikan apa setelahnya. Setelah itu, salah satu kerabat Andreas menyarankan untuk membuat tas dari karung goni.
“Saat itu ada teman saya yang nyentrik menggunakan tas dari karung goni, dan tasnya rusak. Saya ditantang oleh teman saya untuk memperbaiki tas itu, padahal saya sebenarnya tidak bisa menjahit. Ternyata saya bisa memperbaiki tas teman saya. Lalu teman saya menyarankan saya untuk mengubah karung goni tersebut menjadi tas. Saya pun mulai mencoba membuat tas dari karung goni sendiri. Awalnya hanya membuat pola tas yang ‘lurus-lurus’ saja, berbentuk kotak saja, jadi deh,” ujar Andreas saat dihubungi oleh Greeners melalui telepon, Senin (28/08).
“Karung goni itu kan sangat kuat, mudah terurai dan awet sekali. Sayang kalau hanya berakhir menjadi sampah, mengapa tidak diolah saja? Saya mendayagunakan sampah goni menjadi berguna kembali sebagai bentuk terima kasih saya terhadap Bumi,” ujarnya menambahkan.
Gunagoni merupakan usaha rumah tangga, dimana seluruh produk Gunagoni hanya dikerjakan oleh Andreas, istri, dan anak-anaknya. Seluruh tas Gunagoni dikerjakan secara manual, mulai dari proses mencuci, menjahit, hingga proses finishing. Ketika membuat tas Gunagoni, Andreas sengaja tidak ingin menambahkan pewarna, pemutih, ataupun zat pelapis. Aksen tambahan seperti kancing pun ia buat dari batok kelapa. Semua dibiarkan alami karena Andreas tidak ingin menambah sampah baru ketika memproduksi tas Gunagoni.
Tas Gunagoni hadir dalam bentuk tas selempang dan ransel dengan warna asli karung goni, yaitu coklat. Gunagoni juga mengeluarkan produk lain berupa topi, pouch, dan sampul buku.
Meski terbuat dari karung goni bekas, koleksi Gunagoni tetap terlihat “kekinian” dalam model yang simpel. Andreas mengaku banyak pembelinya berasal dari luar Sleman yang sengaja datang ke tempatnya untuk mendapatkan tas karung goni tersebut. Melalui Gunagoni, Andreas berhasil membuat karung goni menjadi “naik kelas” dan digemari banyak orang.
“Meskipun banyak konsumen yang ngomel karena produk saya tidak diwarnai lah, tidak diberi lapisan lah, saya sih cuek saja. Saya mendirikan Gunagoni toh bukan hanya untuk jualan, tapi juga sebagai bukti cinta kasih saya terhadap Bumi,”pungkasnya.
Penulis: Anggi Rizky Firdhani