(Greeners) – Dapat menghirup udara yang bersih dan terasa segar di paru-paru nampaknya menjadi barang langka bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Pasalnya, udara yang ada di daerah perkotaan umumnya sudah terkontaminasi dengan berbagai zat berbahaya yang tak kasat mata. Tanpa disadari, kesehatan menjadi terancam karena menghirup polusi udara.
“Polusi udara itu sudah menjadi isu yang dipelajari saat masih sekolah. Di sekolah diajari kalau karbon dioksida itu tidak baik untuk tubuh,” ujar presenter Fitri Tropica. Mojang Cimahi yang sudah tinggal di Jakarta selama tujuh tahun ini mengaku sempat terpukau ketika menjejakkan kakinya pertama kali di Ibukota. Namun kekagumannya tidak bertahan lama saat dirinya berolah raga di ruang terbuka Jakarta.
Suatu kali Fitrop, panggilan singkat Fitri Tropica, mencoba jogging pagi dengan tujuan agar mendapatkan udara yang segar. Ia berencana untuk lari dari jalan Antasari menuju Kemang, Jakarta. “Tapi yang terjadi adalah udara yang ada tidak lebih menyegarkan dari udara siang hari,” ungkap penulis novel remaja berjudul Kening ini. Karena tidak mendapat udara yang segar, pemilik nama asli Rakhmawati Fitri tersebut memutuskan untuk menyudahi olahraganya dan kembali pulang dengan taksi.
Jumlah kendaraan yang semakin meningkat tidak bisa dipungkiri menjadi faktor utama penyebab polusi udara. Untuk menanggulangi polusi udara, menurut Fitrop adalah dengan mengurangi kemacetan. “Kalau bisa semua orang dikunci di rumah agar tidak ada yang keluar rumah dan memakai kendaraan,” ujarnya sambil tertawa. Ia juga bergurau dengan mengatakan jika saat ini paru-parunya sudah kebal menghadapi polusi udara Jakarta.
Meski pencemaran udara masih terjadi, namun Fitrop menilai bahwa pemerintah sudah mulai peduli untuk mengatasi masalah polusi udara. Ia pun menyampaikan pesan lingkungan untuk pemerintah Jakarta. “Buatlah Jakarta lebih dinamis lagi dengan menambah banyak pepohonan dan taman kota agar Jakarta lebih asri,” katanya menutup pembicaraan.
21 Apr 2024 
